Kamu Pasti Gak Tahu! 5 Pelatih Medioker yang Latih Madrid Era Los Galacticos

BACA JUGA

Banner LFS Baru

Football5star.com, Indonesia – Selama ini Real Madrid dijuluki sebagai Los Galacticos. Julukan ini disematkan pada klub ibu kota Spanyol karena tradisi mereka yang selalu mendatangkan pemain-pemain bintang.

Kebiasaan mendatangkan pemain bintang ini bahkan membuat Real Madrid tiga kali memecahkan rekor transfer termahal dunia. Yang pertama adalah saat mereka mendatangkan Zinedine Zidane dari Juventus 2001 silam. Kala itu klub yang dipimpin Florentino Perez harus merogoh kocek sedalam 78 juta euro.

Delapan tahun berselang, hal serupa dilakukan saat El Real mendatangkan Cristiano Ronaldo dengan banderol 94 juta euro untuk melengkapi Los Galacticos jilid dua. Dan pada 2013, mereka tanpa ragu mengeluarkan uang tak kurang dari 101 juta euro untuk pemain yang sedang menanjak bersama Tottenham Hotspur, Gareth Bale.

Akan tetapi, datangnya pemain-pemain mahal tersebut beberapa kali tak diimbangi oleh pelatih. Ya, Madrid beberapa kali berjudi dengan mempekerjakan juru taktik yang terkesan medioker.

Hal tersebut pun berdampak pada mandegnya permainan tim. Tidak cuma itu saja, suasana ruang ganti pun jadi tidak kondusif. Pasalnya, tingkat egois pemain bintang yang tinggi tak diimbangi dengan ketegasan pelatih karena kalah pamor.

Football5star telah merangkum lima pelatih medioker yang pernah menangani Real Madrid era Los Galacticos:

  • Carlos Queiroz
carlos queiroz real madrid futbolete
Futbolete

Perjudian Florentino Perez diawali dengan mempekerjakan Carlos Queiroz 2003 silam. Anggapan perjudian memang pantas disematkan dalam keputusan tersebut. Pasalnya, Queiroz ditunjuk sebagai pengganti pelatih legendaris, Vicente del Bosque.

Real Madrid yang sebelumnya bergelimang gelar bersama Del Bosque, langsung terjun bebas di papan klasemen saat Carlos Queiroz menangani Zinedine Zidane dkk. Maklum saja, dia belum punya pengalaman mentereng sebagai pelatih.

Pria asal Portugal sebelumnya hanya menjabat sebagai asisten Sir Alex Ferguson di Manchester United. Kedatangannya yang diiringi dengan tranfer David Beckham pun berujung sia-sia.

Sempat tampil memuaskan di awal kompetisi, performa Madrid terus merosot hingga terlempar ke peringkat keempat. Imbasnya, sebelum musim berakhir, Carlos Queiroz pun dipecat.

  • Mariano Garcia Remon
mariano garcia ramon real madrid marca
marca

Florentino Perez sepertinya tidak belajar dari kasus Carlos Queiroz. Setahun berselang, ia menunjuk pelatih tak berpengalaman lain dalam diri Mariano Garcia Remon. Penunjukan ini merupakan buntut dari pemecatan Jose Antonio Camacho September 2004 silam.

Jika dilihat dari CV nya, tidak ada yang bisa dibanggakan dari Mariano Garcia Remon. Ia hanya melatih klub-klub semenjana seperti Sporting Gijon, Albacete, Numancia, hingga Salamanca.

Akan tetapi, statusnya sebagai legenda Los Blancos sepertinya menjadi pertimbangan Perez ketika itu. Dirinya pun hanya bertahan selama empat bulan di sana sebelum digantikan Vanderlei Luxemburgo.

  • Juan Roman Lopez Caro
juan ramon lopez caro real madrid el periodico
El Periodico

Musim 2003-2004 dan 2004-2005 bisa dibilang sebagai masa kelam pelatih-pelatih Madrid. Bagaimana tidak, dalam kurun waktu tersebut mereka empat kali berganti pelatih. Mulai dari Carlos Queiroz, Jose Antonio Camacho, Vanderlei Luxemburgo, hingga berujung pada Juan Ramon Lopez Caro.

Nama terakhir pula yang menutup pelatih medioker di Los Galacticos jilid pertama. Pria asal Spanyol masuk menggantikan Vanderlei Luxemburgo Desember 2005. Juan Ramon Lopez Caro saat itu naik pangkat dari pelatih Madrid Castilla menjadi pelatih tim utama Real Madrid.

Lopez Caro memang berhasil memperbaiki penampilan klub ibu kota hingga akhirnya berada di peringkat kedua. Tapi fan Los Blancos tentu takkan lupa dari kekalahan memalukan yang mereka terima dari klub sekelas Real Zaragoza. Bayangkan saja, mereka dibantai 1-6 oleh Zaragoza di ajang Copa del Rey musim 2005-2006.

  • Juande Ramos
juande ramos real madrid zimbio
Zimbio

Pelatih medioker selanjutnya yang pernah merasakan kursi panas Real Madrid adalah Juande Ramos. Capaian mengkilapnya bersama Sevilla yang sukses menjuarai Liga Europa selama dua musim beruntun jadi pertimbangan manajemen ketika itu.

Madrid memang tak punya banyak pilihan saat itu karena baru memecat Bernd Schuster. Capaian Ramos bersama Sevilla dan Tottenham Hotspur sudah cukup meyakinkan presiden Ramon Calderon.

Akan tetapi, ekspektasi Calderon melihat Ramos bisa membuat keajaiban ketiganya di klub sebesar Madrid tak pernah terlaksana. Di LaLiga, mereka terpaut 11 poin dari Barcelona pada musim 2008-2009. Sedangkan di Liga Champions Raul Gonzalez dkk hancur lebur di tangan Liverpool.

  • Manuel Pellegrini
manuel pellegrini real madrid the sun
The Sun

Los Galacticos jilid kedua membuat fan El Real dimanjakan oleh transfer-transfer fantastis. Florentino Perez yang kembali menjadi presiden langsung memanjakan fan dengan mendatangkan tiga bintang yang sedang naik daun sekaligus. Mereka adalah Karim Benzema, Kaka, dan Cristiano Ronaldo.

Akan tetapi, lagi-lagi Perez seolah tak punya nyali untuk menggaet pelatih jempolan. Musim 2009-2010, ia menunjuk Manuel Pellegrini yang baru saja membuat kejutan dengan membawa Villarreal ke semifinal Liga Champions untuk pertama kalinya.

Hasilnya pun sudah bisa ditebak. Pellegrini yang biasa menangani pemain potensial, dibikin gugup oleh kebintangan Cristiano Ronaldo, Kaka, juga Karim Benzema. Ia juga dihadapkan oleh pilihan berat. Memilih meredam egoisnya sang mega bintang dengan terus memainkannya atau menghormati kesetiaan Raul Gonzalez.

Hasil di lapangan yang tak selalu berjalan manis juga berdampak pada hubungannya dengan beberapa pemain. Terutama Ronaldo yang merasa tidak cocok dengan skema Manuel Pellegrini.  Walau mampu memimpin Real Madrid hingga akhir musim, pelatih asal Chile itu dianggap gagal memenuhi ekspektasi.

FOOTBALL5TALK : PREDIKSI LIGA CHAMPIONS MINGGU INI

More From Author

Berita Terbaru