Football5star.com, Indonesia – Semasa bermain, Zinedine Zidane adalah maestro. Di semua tim yang pernah dibela dia selalu berhasil mempersembahkan gelar.
Bahkan timnas Prancis dibawanya juara Piala Dunia 1998. Padahal sebelumnya Les Blues tak pernah jadi yang terbaik di dunia.
![Zinedine Zidane Ungkap Pernah Diremehkan Usai Juara Piala Dunia 1998 1 zinedine zidane-sport360](https://files.football5star.net/wp-content/uploads/2022/06/zinedine-zidane-sport360.jpg)
Akan tetapi, juara Piala Dunia justru membawa Zidane dalam cobaan. Mulai banyak orang-orang yang meremehkannya. Dia diprediksi akan merosot usai juara seperti pemain lain kebanyakan.
“Setelah Piala Dunia itu saya menjadi bencana. Saya tidak bisa lagi meletakkan satu kaki di depan yang lain. Teman-teman berkata ‘Sepupu Anda yang akan bermain, sepupu Anda yang akan kembali ke Juventus’,” ungkap Zinedine Zidane kepada L’Equipe, Sabtu (25/6/2022).
![Zinedine Zidane Ungkap Pernah Diremehkan Usai Juara Piala Dunia 1998 2 Zinedine Zidane - Paris Saint-Germain - Manchester United - Marca](https://files.football5star.net/wp-content/uploads/2022/06/Zinedine-Zidane-Paris-Saint-Germain-Manchester-United-Marca.jpg)
“Ketika Anda memenangkna gelar sebesar Piala Dunia Anda cenderung mengendur, tapi saya benar-benar santai soal itu,” ia menambahkan.
Zinedine Zidane Bangkit dan Temui Peforma Terbaik
Legenda Prancis merasa sempat menurun usai Piala Dunia 1998. Tapi fase tersebut tidak berlangsung lama.
![Zinedine Zidane Ungkap Pernah Diremehkan Usai Juara Piala Dunia 1998 3 zinedine zidane-pinterest](https://files.football5star.net/wp-content/uploads/2022/06/zinedine-zidane-pinterest.jpg)
Januari 1999 dia kembali menemukan sentuha terbaiknya. Puncaknya terjadi sat membawa Prancis menjuarai Euro 2000.
Menurut Zinedine Zidane, musim 1999-2000 merupakan musim terbaiknya sebagai pemain. “Saya mulai dengan lebih baik lagi pada Januari, tapi Februari saya mengalami cedera,” kenangnya.
“Kemudian say akembali untuk musim 1999-2000 dengan puncaknya adalah kemenangan di Euro 2000. Di sana saya berada di puncak karier,” sambungnya.
“Piala Dunia 1998 adalah tahun saya, tapi saya pikir musim 1999-2000 adalah musim terbaik saya. Bukan hanya untuk saya, tapi juga seluruh generasi Prancis,” tutupnya.