Football5Star.com, Indonesia – Optimisme tinggi diusung Bojan Hodak jelang semifinal antarzona Piala AFC 2022. Pelatih Kuala Lumpur City FC itu yakin anak-anak asuhnya akan mampu menumbangkan jawara India, ATK Mohun Bagan, Rabu (7/9/2022), di Kalkuta.
Seperti diketahui, KL City FC melaju ke semifinal antarzona setelah memenangi final Zona ASEAN, 24 Agustus lalu. Tim asuhan Hodak menang 5-2 atas wakil Indonesia, PSM Makassar, dalam laga yang berlangsung di Kuala Lumpur. Adapun Mohun Bagan langsung melaju ke semifinal antarzona setelah menjuarai Grup D pada penyisihan.
Menatap lawatan ke Kalkuta, Hodak punya keyakinan tinggi. Menurut dia, KL City sedang berada dalam performa terbaik. “Saya kira kami dalam performa terbaik karena baru saja menjalani tiga laga berat dengan menghadapi tim di posisi kedua dan ketiga di liga,” urai dia seperti dikutip Football5Star.com dari Stadium Astro.
Hal yang membuat pelatih asal Kroasia itu optimistis, timnya tak kalah dalam dua laga melawan peringkat ke-2 dan 3 Liga Super Malaysia. Mereka menang 1-0 atas Negeri Sembilan dan imbang 2-2 dengan Sabah FC. Adapun kekalahan terakhir diderita dari Johor Darul Ta’zim dengan skor 0-5.
Bojan Hodak Keluhkan Transportasi
Bojan Hodak kian optimistis karena merasa Kuala Lumpur City FC sudah tertempa di Piala AFC 2022. Menjadi yang terbaik di Zona ASEAN, mereka tak terkalahkan dalam empat pertandingan dari fase grup hingga final melawan PSM Makassar. Hasil apik tersebut jadi modal tersendiri untuk melawan ATK Mohun Bagan.
“Di Piala AFC pun kami mencapai pertandingan final dengan meraup 2 kemenangan dan sekali imbang pada tiga laga,” ujar Hodak lagi. “Di samping itu, untuk pertandingan kami, tak ada pemain yang cedera. Seluruh pemain dalam keadaan bugar pada saat ini.”
Meskipun demikian, KL City FC bukan tanpa kendala. Hodak secara khusus menyebut timnya terkendala transportasi karena tak mendapatkan penerbangan langsung dari Malaysia ke India. Itu karena kepastian laga baru didapatkan pada akhir Agustus setelah Asosiasi Sepak Bola India dinyatakan lepas dari sanksi FIFA.
“Kepastian pertandingan ini terlalu mepet sehingga kami tidak mendapatkan penerbangan yang sepatutnya. Bukannya terbang langsung selama 4 jam, kami kini akan menempuh penerbangan yang mungkin menghabiskan waktu 15 hingga 16 jam,” keluh pelatih yang juga pernah menangani PSM Makassar itu.
