Cerita Kurniawan Dwi Yulianto Ditawari Calo Jual-Beli Suara di KLB PSSI

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Kurniawan Dwi Yulianto bercerita soal adanya praktik kurang terpuji saat mencalonkan diri jadi Ketum PSSI, 2017 lalu. Dia bahkan sempat ditawari oleh seseorang yang mengaku siap mengarahkan suara di KLB PSSI.

Hal itu diceritakan Kurniawan Dwi Yulianto ketika diwawancarai mantan ketua Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), Abraham Samad. Dia dimintai pendapatnya terkait isu-isu miring terkait jual-beli suara dalam KLB PSSI.

Kurniawan Dwi Yulianto Sabah FC
Facebook Sabah Football CLub

“Yang saya dengar iya, saya tak berani memastikan. Saya hanya berani memastikan 2017 saya sempat mencalonkan. Saya saat itu tergerak, saya kalah tuh pasti, saya merasa. Yang saya inginkan membuka para senior-senior yang paham organisasi silakan masuk, saya berharapnya pesepak bola yang tahu organisasi, manajemen ada di dalam. Niat saya untuk membukakan mereka,” buka Kurniawan Dwi Yulianto dalam kanal YouTube Abraham Samad Speak Up.

“Apa yang terjadi saya kaget 2017, saya diteleponin yang bahkan saya ga kenal. ‘Kurniawan di belakangnya ini siapa sebenarnya.’ Saya tanya kenapa, terus dijawab, ‘Saya bisa dapatkan sekian suara, satu suara sekian.’ Oh ternyata begitu,” sambung KDY, sapaan akrabnya.

Cerita Kurniawan Dwi Yulianto Ditawari Calo Jual-Beli Suara di KLB PSSI
PSSI Pers

KDY lantas bereaksi. Dia melanjutkan, “Saya bilang, oh enggak. Saya kalah pasti, modal saya kebaikan saja. Yang ke saya yang lain ga tahu. Makanya dia nanya di belakang saya siapa. Itu 2017. Mudah-mudahan gak ada lagi, saya gak tahu.”

Kurniawan Dwi Yulianto Sempat Digoda

KDY pun mengaku sempat digoda saat KLB PSSI 2017 berlangsung. Dia pun sangat berharap praktik seperti tersebut tak terjadi lagi pada KLB PSSI 2023. Sebab, saat itu godaannya begitu besar.

2 Kali Bobol Vietnam di Piala AFF, Kurniawan Kasih Wejangan Timnas Indonesia
Photo by Stringer / Lagardere Sports

“Faktanya saya gak tahu, kemungkinan ya mungkin-mungkin saja, votersnya gak bisa jaga, tapi saya gak berani (bilang) pasti ada, kemungkinan, bisa iya bisa enggak. Ya itu best of my experience. Saat di kongres saja ke toilet, ada orang yang minta suara kepada saya. ‘Kurus, bisa gak dapatin sekian suara. Nanti satu suara kami berani bayar sekian.’,” cerita dia.

“Pas itu gak sampai ratusan (juta). Terus kata dia, ‘Ya cari kan dari Jawa siapa tahu ada yang ini (mau).’ Saya bilang jelek-jelek gini calon juga ya, bukan calo. Tapi saya gak tahu itu siapa, mungkin calo, saya berani ngomong karena saya alami itu. Yang lain ga berani (bahas),” tutup dia.

More From Author

Berita Terbaru