Cerita Marco Rossi, Pernah Putus Asa dan Nyaris Tinggalkan Sepak Bola

BACA JUGA

Football5star.com, Indonesia – Marco Rossi baru saja membubuhkan tinta emas dalam karier pelatihnya. Ia sukses membawa Hongaria meraup poin pertama di kejuaraan Eropa.

Poin pertama itu diraih pada laga Hongaria vs Prancis. Kalah segalanya dari Les Blues, tuan rumah membuktikan mereka bukan tim yang mudah ditaklukkan.

Sempat unggul lebih dulu, Hongaria menahan imbang Prancis 1-1. Hasil ini sekaligus menegaskan konsistensi mereka. Seperti dikutip Football5star dari Opta, Adam Szalai dkk tak pernah kalah di Euro jika berhasil unggul lebih dulu.

Hasil ini sekaligus membuka peluang mereka lolos ke 16 besar. Dan jika itu benar-benar bisa dicapai, Marco Rossi akan jadi orang yang paling bahagia.

Bukan apa-apa. Tidak ada yang menduga Rossi bisa mencapai ini semua. Dia sendiri mungkin tidak percaya anak asuhnya mampu menahan Prancis.

Anggapan ini setidaknya bisa dilihat saat sang pelatih melangsungkan konferensi pers usai pertandingan. Dia menangis karena perjuangannya sebagai pelatih membuahkan hasil. Yakni poin pertama di turnamen resmi sekaliber Piala Eropa.

Nyaris Jadi Konsultan Bisnis

Ya, Marco Rossi menjalani karier sebagai pelatih penuh dengan perjuangan. Ada masanya dia harus bertarung dengan diri sendiri untuk menentukan nasib.

Pada 2012 lalu dia putus asa melakoni karier sebagai pelatih. Bagaimana tidak, sudah berperan sebagai juru taktik sejak 2004 dirinya kerap menemui kegagalan.

Nakhoda 56 tahun tak pernah bertahan lebih dari satu musim di tiap klubnya. Lebih parah lagi dari kurun 2004 hingga 2011 dia hanya dipercaya sebagai pelatih klub-klub semenjana Italia yang berkompetisi di Serie B dan Serie C.

“Saya mendapat tiga tawaran tapi mereka mengatakan saya harus membayar gaji saya sendiri di muka untuk bisa bekerja di Serie C. Saya merasa jijik dengan itu. Ini terjadi di Italia,” katanya kepada Gazzetta del Mezzogiorno.

Padahal Rossi punya karier sebagai pemain yang tak begitu buruk. Dia adalah jebolan akademi Torino dan pernah memperkuat beberapa klub familiar seperti Sampdoria, Brescia, hingga Eintracht Frankfurt.

Dengan latar belakang itu, ditambah tak ada kemajuan berarti yang didapat sebagai pelatih, ia mulai berpikir untuk meninggalkan sepak bola. Rossi siap banting stir menjadi konsultan bisnis.

“Jika saya tetap tinggal di Italia mungkin saya sudah bekerja sebagai konsultan bisnis saudara saya sekarang,” ungkap Rossi seperti dikutip Football5star dari Football Italia, Minggu (20/6/2021).

Rossi sudah siap meninggalkan sepak bola.  Dia pergi ke Hongaria 2012 silam untuk memenuhi undangan seorang teman.  Rossi mendapat tawaran pekerjaan sebagai manajer restoran milik temannya itu di Budapest.

Jadikan Hongaria Sebagai Pelarian

Tapi kepergiannya ke Budapest ternyata menjadu jalan lain untuk Rossi bertahan di sepak bola. Alih-alih menerima tawaran sang kawan, ia justru melamar pekerjaan sebagai pelatih di salah satu klub di sana, Honved Budapest.

“Untuk pertama kalinya dalam hidup saya memutuskan untuk melamar pekerjaan ke sebuah tim. Saya menelepon Fabio Cordella, Direktur Olahraga di Honved. Dan semuanya berawal dari sana,” Marco Rossi menuturkan.

Tentu saja Hongaria bukan pilihan yang direncanakan. Tapi pelariannya ke sana justru jadi tonggak awal Rossi menggapai langkah yang mungkin tidak dibayangkan sebelumnya.

Di Honved Rossi memulai cerita baru. Dari hanya jadi pelatih kelas bawah di Italia, dia menjelma jadi pelatih kenamaan di Hongaria.

Puncaknya, Marco Rossi membawa Honved juara Liga Hongaria 2016-2017 lalu. Itu merupakan trofi pertama klub ibu kota setelah 24 tahun puasa gelar.

Dan bagi Rossi itu juga gelar pertama dan satu-satunya yang dia raih sampai sekarang. Namanya pun kian berkibar di bekas negara Komunis.

Ketika Hongaria gagal menembus putaran final Piala Dunia 2018, federasi langsung menunjuk Marco Rossi sebagai juru taktik yang baru. Hasilnya pun luar biasa. The Magyars kembali ke pentas Eropa setelah mengalahkan Islandia di babak play-off.

Euro memang bukan turnamen asing untuk Hongaria karena sudah empat kali mereka turut serta. Tapi bagi Marco Rossi ini adalah pembuktian nyata.

Dia berhasil melawan pergolakan dalam dirinya demi tetap berkarier di sepak bola. Sampai akhirnya tampil di Euro, sebuah turnamen yang tak pernah dirasakan sebelumnya, bahkan sebagai pemain.

More From Author

Berita Terbaru