Football5Star.com, Indonesia – Menjadi tuan rumah, peluang juara akan lebih besar. Namun, hal itu tak berlaku di Piala Dunia. Sejak 1930 hingga 2018, fakta Piala Dunia mencatat hanya 6 dari 21 edisi yang dijuarai tim berstatus tuan rumah. Artinya, tuan rumah yang juara hanya 28,57%.
Pada awalnya, kecenderungan tuan rumah jadi juara memang besar. Hal itu berlaku pada dua edisi awal. Pada 1930, Uruguay menjuarai edisi pertama dengan mengalahkan Argentina di final. Lalu, pada 1934, giliran Italia yang menaklukkan Cekoslowakia pada laga puncak lewat perpanjangan waktu.
Akan tetapi, hal itu tak berlaku dalam lima edisi berikutnya. Tuan rumah jadi juara baru terjadi lagi terjadi pada 1966. Ketika itu, Inggris sukses meraih trofi Jules Rimet dengan mengalahkan Jerman Barat 4-2 pada laga final melalui perpanjangan waktu dan diwarnai gol kontroversial Geoff Hurst.
Setelah itu, tren tuan rumah juara menguat. Setelah Meksiko gagal pada 1970, Jerman Barat dan Argentina mengikuti langkah Uruguay, Italia, dan Ingris dengan meraih gelar juara di kandang sendiri. Kedua tim itu sama-sama mengalahkan Belanda pada partai final Piala Dunia 1974 dan 1978.
Kisah Miris Brasil di Fakta Piala Dunia
Memasuki dekade 1980-an, tren tuan rumah mampu menjuarai Piala Dunia hampir sirna. Dari Spanyol pada 1982 hingga Rusia pada 2018, hanya Prancis yang mampu merebut gelar juara saat menjadi tuan rumah. Itu terjadi pada 1998. Sisanya, tuan rumah selalu gagal juara. Termasuk saat tuan rumahnya ada dua, yakni Korsel dan Jepang pada 2002.
Hal ini cukup menarik karena ada beberapa tuan rumah yang punya reputasi dan prestasi mentereng, bahkan pernah juara sebelumnya. Sebut saja Italia (1990), Jerman (2006), dan Brasil (2014). Namun, mereka sama-sama gigit jari dengan terhenti di semifinal. Bahkan, Brasil kalah juga pada perebutan tempat ketiga.
Bicara soal Brasil, fakta Piala Dunia mencatat keunikan tersendiri. Meskipun hingga kini jadi tim tersukses dengan 5 gelar juara, Selecao justru selalu miris saat bertindak sebagai tuan rumah. Pada 1950 dan 2014, langkah mereka selalu berakhir dengan tragis.
Pada 1950, Brasil sangat diunggulkan dan sangat optimistis jadi juara. Sampai-sampai, sebelum laga penentuan juara lawan Uruguay, sudah ada surat kabar yang mencetak poster juara. Namun, Tragedi Maracanazo terjadi. Di Stadion Maracana, Selecao kalah 1-2 dari Uruguay. Semua pesta yang disiapkan pun berantakan.
Kisah miris serupa terjadi pada semifinal Piala Dunia 2014. Menghadapi Jerman, Selecao secara tak terduga dibantai 1-7. Itu jadi rekor skor semifinal terbesar dalam sejarah. Mereka bahkan sudah tertinggal 0-5 saat babak pertama usai. Merujuk pada Maracanazo, kisah tragis itu disebut Mineirazo karena digelar di Stadion Mineirao.
