Fakta Piala Dunia: Berkat Tiba di Pasadena untuk Cafu

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Sosok Marcos Evangelista de Morais alias Cafu punya keistimewaan tersendiri dalam catatan fakta Piala Dunia. Catatan itu membuat dia bahkan lebih hebat dari para legenda Brasil lain macam Pele dan Ronaldo Luis Nazario de Lima.

Dalam catatan fakta Piala Dunia, Cafu hingga saat ini tercatat sebagai pemain pertama dan satu-satunya yang tampil pada 3 laga final. Torehan rekor istimewa itu tak terlepas dari sebuah berkat yang diterimanya saat Brasil menghadapi Italia pada final Piala Dunia 1994 di Stadion Rose Bowl, Pasadena.

Pada gelaran Amerika Serikat 1994, Cafu, juga Ronaldo, hanya termasuk deretan pemain cadangan. Khusus Cafu, dia hanya akan bermain bila Jorginho berhalangan main, entah karena cedera atau terkena sanksi akibat koleksi kartu dari wasit. Kemungkinan lain, pelatih Carlos Alberto Parreira ingin mengistirahatkan Jorginho.

Cafu jadi andalan Brasil di final Piala Dunia 1998.
Getty Images

Akan tetapi, sepanjang turnamen, dari fase grup hingga semifinal, Jorginho selalu tampil sebagai starter dan tak tergantikan. Adapun Cafu hanya sempat 2 kali tampil. Dia menggantikan striker Zinho pada babak 16-besar, lalu masuk sebagai pengganti bek kiri Claudio Branco saat perempat final.

Saat final menghadapi Italia, tak ada kans bagi Cafu untuk bermain. Apalagi, pada semifinal melawan Swedia, Jorginho adalah sosok yang memberikan assist bagi satu-satunya gol Brasil yang dibuat Romario Faria. Faktanya, Jorginho kembali berada di starting XI Selecao.

Awal Catatan Istimewa Cafu dalam Fakta Piala Dunia

Tiba-tiba saja, berkat tiba di Pasadena. Jorginho mengalami cedera pada awal pertandingan. Bek kanan Bayern Munich itu pun lantas meminta diganti. Parreira lantas berpaling kepada Cafu yang berada di bangku cadangan. Pada menit ke-21, masuklah dia ke lapangan.

Ronaldo tak seberuntung Cafu di Piala Dunia 1994.
Getty Images

“Saat final, baru 15 menit berjalan, Jorginho memegangi pahanya. Parreira melihat itu dan berkata kepada saya, ‘Cafu, lakukan pemanasan.’ Saya bertanya, ‘Apa? Saya?’ Dia mengatakan, Jorginho kesakitan dan saya dibutuhkan untuk menggantikannya,” urai Cafu seperti dikutip Football5Star.com dari laman resmi FIFA.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, “Parreira bertanya soal kesiapan saya. Saya jawab, sejak lama juga saya sudah siap. Bahkan tanpa perlu pemanasan. Saya kemudian masuk dan syukurlah kami mengalahkan Italia dan jadi juara dunia,” kata bek kanan yang lantas besar di Serie A Liga Italia bersama AS Roma dan AC Milan itu.

Cafu menorehkan catatan istimewa dalam fakta Piala Dunia saat membawa Brasil juara pada 2002.
Getty Images

Itu jadi awal torehan rekor istimewa sang bek kanan dalam catatan fakta Piala Dunia. Pasalnya, dia kembali tampil di final Prancis 1998 dan Korea Selatan/Jepang 2002. Pada ajang di Korea Selatan dan Jepang, dia bahkan jadi orang pertama yang mengangkat trofi juara karena menyandang ban kapten Selecao.

Cafu Lebih Beruntung dari 3 Sosok Besar

Andai saja Jorginho tak cedera, sangat mungkin Cafu senasib dengan Ronaldo yang hanya bermain di dua final Piala Dunia. Striker berjuluk O Fenomeno itu bahkan lebih sial karena sepanjang perhelatan di AS sama sekali tak diturunkan oleh Carlos Alberto Parreira. Dia pun lantas hanya tampil di final Piala Dunia 1998 dan 2002.

Sosok besar dalam sejarah Piala Dunia yang tak seberuntung Cafu bukan hanya Ronaldo. Ada dua nama lagi. Pertama, Pele yang tercatat memiliki sejumlah rekor dan satu-satunya peraih tiga gelar juara. Kedua, Lothar Matthaeus yang hingga sekarang memegang jumlah penampilan di Piala Dunia dan 25 kali tampil.

Pele seharusnya jadi pemain pertama dalam catatan fakta Piala Dunia yang tampil di 3 final andai tak cedera pada 1962.
Getty Images

Pele memang sudah jadi andalan Brasil saat juara di Piala Dunia 1958 meskipun baru berumur 17 tahun. Hingga 1970, Selecao pun berada pada masa keemasan dan tiga kali juara. Namun, Perola Negra absen pada final Piala Dunia 1962 gara-gara cedera saat melawan Cekoslowakia pada fase grup. Dia baru kembali main di final pada 1970.

Sementara itu, Matthaeus senasib dengan Ronaldo. Saat berpartisipasi di Piala Dunia 1982, dia hanyalah back up. Dia hanya dua kali tampil sebagai pengganti kala Jerman Barat melawan Cile dan Austria pada fase grup. Setelah itu, dia hanya berada di bangku cadangan, termasuk saat final lawan Italia. Dia baru tampil di final pada gelaran Meksiko 1986 dan Italia 1990.

More From Author

Berita Terbaru