Fakta Piala Dunia: Kisah Pilu Jose Batista di Nezahualcoyotl

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Nezahualcoyotl, 13 Juni 1986, pastinya jadi memori yang paling ingin dihapus Jose Batista. Pria asal Uruguay yang kini berumur 60 tahun itu selalu geram bila mengingat insiden di Estadio Neza 86 yang jadi catatan kelam dalam fakta Piala Dunia tersebut.

Hari itu, di Estadio Neza 86, Batista turun sebagai starter saat Uruguay menghadapi Skotlandia pada laga pamungkas Grup E Piala Dunia 1986. Namun, hanya 55 detik dia berada di lapangan. Gara-gara melanggar Gordon Strachan dari belakang, dia langsung diusir dari lapangan oleh wasit asal Prancis, Joel Quiniou.

Dalam catatan fakta Piala Dunia, itu adalah rekor kartu merah tercepat. Para pemain lain paling tidak berada di lapangan 3 menit sebelum diganjar kartu merah oleh wasit. Itu sebabnya, Batista selalu geram dan menyimpan kesumat kepada sang wasit yang dinilainya berlebihan.

Gara-gara tekel kepada Gordon Strachan inilah Jose Batista masuk catatan buruk fakta Piala Dunia.
Getty Images

“Saya bekerja di akademi sepak bola dan jadi pelatih tim amatir. Saya selalu dengar, ‘Kamu tahu siapa pria ini? Dialah orang yang dikartu merah (tercepat) itu.’ Jadilah saya mengeluarkan telepon dan menunjukkan kepada mereka tekel yang saya lakukan,” urai Jose Batista seperti dikutip Football5Star.com dari laman resmi FIFA.

Saking cepatnya peristiwa itu berlangsung, Strachan sampai tak sempat melihat wajah Batista dan menyimpan dalam memorinya. “Saya tak tahu sama sekali bagaimana tampangnya. Saya tak pernah melihat dia pada pertandingan dan ketika saya bangkit, dia sudah diusir wasit,” kata dia kepada FourFourTwo.

EXPULSIÓN BATISTA MEXICO 1986 URUGUAY ESCOCIA SCOTLAND 86 MUNDIAL WORLD CUP SENT OFF

Batista Tuding Quiniou Berlebihan

Bagi Jose Bastista, kartu merah tercepat dalam catatan fakta Piala Dunia itu benar-benar tak adil bagi dirinya. Menurut dia, tak satu pun di antara para pemain Uruguay dan Skotlandia yang mengira dia akan langsung diusir wasit. Itu adalah pelanggaran pertamanya pada laga itu. Banyak orang menduga itu hanya akan berbuah kartu kuning.

Akan tetapi, Joel Quiniou punya interpretasi berbeda. Dia langsung mencabut kartu merah dari sakunya. Batista pun harus kembali ke ruang ganti lebih cepat. Sampai-sampai, kitman La Celeste terheran-heran melihat dia sudah berada di ruang ganti lagi sementara laga baru saja dimulai.

“Saya kembali ke ruang ganti dan kitman bertanya, ‘Apa yang kamu lakukan di sini?’ Saya jawab, ‘Tak ada. Aku dikeluarkan (dari lapangan).’ Dia bertanya lagi, ‘Bagaimana kamu dikeluarkan sementara lagu kebangsaan saja belum dinyanyikan?’ Saya jawab lagi, ‘Ya, ya, mereka sudah mengusir saya,'” urai Batista lagi.

Jose Batista sangat geram olah kartu merah tercepat dalam catatan fakta Piala Dunia yang diterimanya.
Getty Images

Dalam pandangan Batista, kartu merah yang diterimanya itu tak terlepas dari faktor wasit dan Strachan yang berlebihan. “Saya pikir wasit berlebihan. Saya menekel Strachan, tapi tidak begitu keras. Saya sudah melihat banyak tekel lain yang lebih keras setelah insiden itu tapi tak dihukum,” kata dia kepada.

Sementara itu, kepada El Pais, Batista mengisahkan, “Saya akui, saat itu saya bahkan tak menyentuh bola. Saya sepenuhnya menekel kaki orang. Namun, dia (Strachan) jatuh secara spektakuler, lalu wasit langsung mengeluarkan saya. Wasit benar-benar brengsek!”

Rekor dalam Fakta Piala Dunia karena Stereotipe

Jose Batista mengaku sangat terbebani oleh rekor kartu merah tercepat dalam catatan fakta Piala Dunia itu. Dia menanti-nanti rekornya itu akan dipecahkan pemain lain. Namun, dia pribadi ragu akan ada pemain yang lebih cepat dikartu merah wasit dari lapangan hijau di pentas Piala Dunia.

“Saya punya rekor yang sangat sulit untuk disamai. Sesuatu yang luar biasa. Itu adalah gerakan yang tak beruntung. Adrenalin pertandingan dan pada permulaan. Namun, wasit jauh lebih salah dari saya,” ucap pria kelahiran Colonia del Sacramento, 6 Maret 1962 itu.

Jose Batista mengaku jadi korban stereotipe buruk yang disematkan kepada timnas Uruguay.
Getty Images

Batista lebih jauh menduga wasit termakan stereotipe yang disematkan kepada Uruguay. “Tim Uruguay mana pun selalu brutal, agresif, kasar. Di Meksiko, kata-kata itu menyebar dan merugikan kami. Sayalah korbannya,” ujar dia lagi. “Dua puluh tahun kemudian, saya lebih dikenal karena insiden itu ketimbang pencapaian karier saya.”

Mengenai stereotipe itu, Jim Leighton, kiper Skotlandia menilai memang sesuai dengan kenyataan. Setidaknya, itulah yang dialami saat Skotlandia akhirnya bermain imbang 0-0 dengan Uruguay di Nezahualcoyotl. Tekel Batista kepada Strachan hanyalah awalan. Setelah itu, ada banyak perilaku kasar lain.

Menurut sang kiper, para pemain Uruguay sangat provokatif. “Jika ada tendangan sudut, mereka akan menjambak rambut Anda, meremas kemaluan atau hal semacam itu. Mereka juga akan meludahi Anda,” ujar Leighton yang kala itu diandalkan Alex Ferguson sebagai palang pintu terakhir.

More From Author

Berita Terbaru