FAM Harus Berani Beri Hukuman kepada Bos JDT

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – FAM disebut harus berani memberi hukuman kepada pemilik Johor Darul Takzim alias JDT, Tunku Ismail Sultan Ibrahim. Hal itu buntut dari pernyataan Tunku Ismail beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, Tunku Ismail memang jadi sorotan di Malaysia karena komentarnya yang melancarkan kritik kepada induk sepak bola Malaysia yang diketuai Datuk Hamidin Mohd Amin. Setelah Harimau Malaya tersingkir pada fase grup Piala AFF 2020, dia dituding sebagai sosok yang membuat pelatih Tan Cheng Hoe tak dapat membawa semua pemain terbaiknya.

Tunku Ismail Idris yang juga bos JDT berseteru dengan Lim Teong Kim. FAM Harus Berani Beri Hukuman kepada Bos JDT
thestar.com.my

Selain itu, Tunku Ismail juga menekankan isu buruknya komunikasi dari Asosiasi Sepak Bola Malaysia itu yang dinilai tidak transparan dalam menyampaikan segala informasi penting kepada para penggemar sepak bola mengenai status pemain. Hal ini disebutnya menimbulkan berbagai spekulasi buruk di antara sesama suporter.

Dalam hal ini, otoritas sepak bola Malaysia harusnya bisa menghukum Tunku Mahkota Johor. Mereka harus berani mengambil tindakan terhadap setiap individu yang jelas-jelas melanggar undang-undang sepak bola.

Presiden FAM dinilai bos JDT ikut andil pada kegagalan Malaysia di Piala AFF 2020.

“Kita harus melihat posisi Tunku Ismail dan sebagai pemilik tim, dia memang memiliki akses langsung ke FAM dalam hal peran. Tapi, kalau dia mengkritik maka sama saja dengan contoh pelatih yang pernah memberikan kritikan sebelumnya. Tidak ada perbedaan (dalam aspek ini). Hukumannya bisa berupa skorsing atau denda, itu saja,” ungkap mantan Ketua Komite Disiplin, Kamaruddin Abdullah, dikutip dari Semuanya Bola.

FAM Harus Lihat Tunku Ismail sebagai Pemilik Klub

Tunku Ismail Idris yang juga bos JDT.
malaysiachinainsight.com

Pernyataan pemilik JDT itu, harusnya benar-benar disikapi oleh asosiasi. Kamaruddin menilai, pernyataan Tunku Ismail merupakan wakil dari klub.

“Ketika dia memasuki arena sepak bola, kami harus menganggapnya sebagai pemilik tim JDT. Jadi mereka perlu berani dan transparan untuk mengambil tindakan dimana jika ada pelanggaran dalam lingkup sepak bola harus dilakukan tindakan,” pungkas dia.

More From Author

Berita Terbaru