Football5Star.com, Indonesia – Suporter timnas Malaysia belakangan disorot usai disebut melakukan pelecehan rasial dan menindas pendukung Bangladesh. Hal itu terjadi ketika para suporter tim tamu itu menyaksikan langsung pertandingan di Stadion Bukit Jalil.
Seperti diketahui, timnas Malaysia sukses meraih kemenangan 4-1 saat lawan Bangladesh dalam laga pamungkas Grup E kualifikasi Piala Asia 2022, Selasa (14/6/2022). Kemenangan itu membawa mereka terbang ke Piala Asia 2023.
Akan tetapi sayangnya, keberhasilan Harimau Malaya itu dinodai oleh oknum suporternya sendiri. Salah satu suporter Bangladesh yang hadir menyaksikan pertandingan pamungkas Grup E kualifikasi Piala Asia 2023 mengaku dapat perlakuan tak mengenakkan dari pendukung tuan rumah.
Para pendukung itu tidak hanya mengklaim bahwa tuan rumah menindas mereka. Mereka juga menuduh Malaysia sebagai negara yang rasis. Dikutip dari Semuanya Bola, Suporter tersebut mengaku tidak mendapatkan tempat duduk sesuai dengan tiket yang dibelinya dan menganggap kursi yang didapatnya tidak layak untuk menyaksikan pertandingan di lapangan.
Dia menuduh polisi sengaja membuat pendukung Bangladesh duduk di tempat yang tidak nyaman dan memberikan keuntungan kepada pendukung tuan rumah untuk menonton dengan lebih nyaman.
Tuduhan kepada Suporter Timnas Malaysia Viral
Tuduhan kepada suporter timnas Harimau Malaya itu viral di media sosial. Dalam video yang diunggah akun @ShikhRizal, terlihat kemarahan pendukung Bangladesh atas perlakuan tuan rumah.
“Saya membayar untuk tempat itu, tetapi mereka memberi saya tempat ini, polisi mengatakan Malaysia adalah satu sudut, Bangladesh satu sudut, mengapa ada masalah rasis seperti ini,” kata suporter Bangladesh dalam video itu.
“Oke, ini semua adalah pendukung Malaysia, lihat, lihat, mereka dapat melihat semuanya dengan jelas, tetapi kami, kami tidak mendapatkan apa pun, kami hanya dapat membayangkan pemain mana yang memegang bola, kami tidak dapat melihat. LMereka mendapatkan semua pemandangan yang bagus, dan kami, kami duduk di sini. Tidak ada lampu, tidak ada yang bisa melihat wajah kita.”
“Ini sangat tidak dapat diterima, sangat tidak dapat diterima, kami sangat, sangat kecewa. Kami mencintai Malaysia tetapi tidak mendukung diskriminasi seperti ini.”
