Football5Star.com, Indonesia – Presiden FIFA, Gianni Infantino, memasang badan terkait kritikan tajam yang ditujukan kepada Qatar selaku tuan rumah Piala Dunia 2022. Menurutnya, negara-negara Barat terlalu munafik alam laporannya tentang catatan hak asasi manusia Qatar, menjelang turnamen akbar tersebut.
Penunjukkan Qatar sebagai tuan rumah turnamen akbar tersebut memang sedari awal banyak mendapatkan sorotan. Ada isu-isu yang membayangi Qatar, termasuk kematian pekerja migran dan perlakuan terhadap orang-orang LGBT.
Infantino sendiri mengatakan negara-negara Eropa harus meminta maaf atas tindakan yang dilakukan dalam sejarahnya sendiri, daripada berfokus pada masalah pekerja migran di Qatar. Jadi, jangan munafik melemparkan bola panas kepada Qatar.
“Hari ini saya memiliki perasaan yang kuat. Hari ini saya merasa Qatar, saya merasa Arab, saya merasa Afrika, saya merasa gay, saya merasa cacat, saya merasa seorang pekerja migran,” buka Gianni Infantino dikutip dari BBC.
“Kami telah mendapatkan banyak pelajaran dari orang Eropa dan dunia Barat. Saya orang Eropa. Untuk apa yang telah kami lakukan selama 3.000 tahun di seluruh dunia, kami harus meminta maaf selama 3.000 tahun ke depan sebelum memberikan pelajaran moral,” tambah dia.
Jika benar-benar peduli dengan nasib pekerja imigran yang tertindas, kata dia, Eropa bisa membuat saluran hukum, seperti yang dilakukan Qatar. Beri mereka masa depan, harapan.
“Saya kesulitan memahami kritik. Kita harus berinvestasi dalam membantu orang-orang ini, dalam pendidikan dan memberi mereka masa depan yang lebih baik dan lebih banyak harapan. Kita semua harus mendidik diri kita sendiri. Banyak hal yang tidak sempurna tetapi reformasi dan perubahan membutuhkan waktu,” kata dia.
“Pelajaran moral sepihak ini hanya kemunafikan. Saya heran mengapa tidak ada yang mengakui kemajuan yang dibuat di sini sejak 2016,” sambung dia.
Gianni Infantino Bela Pemilihan Qatar
Infantino pun membela pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 yang sudah terjadi beberapa tahun lalu. Namun jelas, ada saja anggapan miring dari setiap langkah yang dijalani siapa saja.
“Tidak mudah menerima kritik atas keputusan yang dibuat 12 tahun lalu. Qatar siap. Ini akan menjadi Piala Dunia terbaik yang pernah ada. Saya tidak harus membela Qatar, mereka bisa membela diri. Saya membela sepak bola. Qatar telah membuat kemajuan dan saya merasakan banyak hal lain juga,” tutur dia.
“Tentu saja saya bukan orang Qatar, Arab, Afrika, gay, cacat, atau pekerja migran. Tapi saya merasa seperti mereka karena saya tahu apa artinya didiskriminasi dan diintimidasi sebagai orang asing di negara asing,” pungkas Infantino.
