Football5Star.com, Indonesia – Kapten timnas Prancis, Hugo Lloris, cukup sakit hati setelah gagal membawa timnya menjadi juara Piala Dunia dua kali beruntun. Lloris kecewa dengan penampilan timnya di babak pertama.
Prancis harus kalah di final Piala Dunia 2022 melawan Argentina lewat babak adu penalti, (17/12/22).
![Hugo Lloris: Ini Kekalahan Menyakitkan 1 Hugo Lloris gagal jadi kapten pertama yang dua kali juara Piala Dunia.](https://files.football5star.net/wp-content/uploads/2022/12/Hugo-Lloris-gagal-jadi-kapten-pertama-yang-dua-kali-juara-Piala-Dunia-Getty-Images.jpg)
Les Bleus sudah tertinggal 0-2 di babak pertama dan secara luar biasa menyamakan kedudukan lewat Kylian Mbappe pada menit ke-80 dan ke-81.
Mereka kembali tertinggal pada babak tambahan di menit ke-108, tapi Mbappe kembali menyamakan kedudukan di menit ke-117. Sayangnya pada babak adu penalti, Prancis kalah 2-4. Lloris mengatakan bahwa kekalahan ini cukup menyakitkan.
“Ada banyak pemain hebat di lapangan. Messi dan Mbappe sangat spesial dan menjadi pemain top malam ini, top, top untuk tim,” kata Lloris seperti dilansir Football5Star.com dari Mirror.
“Sulit ketika Anda kalah dan Anda tidak dapat menemukan kata yang tepat karena terlalu menyakitkan. Tapi kami memberikan yang terbaik dari awal hingga akhir turnamen ini dan kami harus bangga akan hal itu.”
Hugo Lloris Sayangkan Dua Hal Ini
![Hugo Lloris: Ini Kekalahan Menyakitkan 2 Hugo Lloris Ini Kekalahan Menyakitkan (GFFN)](https://files.football5star.net/wp-content/uploads/2022/12/Hugo-Lloris-Ini-Kekalahan-Menyakitkan-GFFN.jpg)
Kiper Tottenham itu menyayangkan dua hal dalam laga ini. Buruknya performa Prancis di babak pertama, dan peluang emas dari Randal Kolo Muani di penghujung babak tambahan yang ditepis oleh Emi Martinez.
“Kami terlalu pasif di babak pertama, kami membiarkan mereka melakukan terlalu banyak kerusakan tetapi dua kali kami bangkit, menunjukkan semangat dan energi yang besar untuk bangkit,” ujarnya.
“Kami memiliki dua peluang besar bahkan pada menit ke-119 sebelum babak tambahan selesai dan itu kemudian membuat lebih menyakitkan untuk kalah.”