Jangan Perlakukan Suporter seperti Binatang, Tapi sebagai Tamu

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Sebuah pernyataan keras diungkapkan pentolan suporter FC Utrecht, Siege Postuma, soal ulah miring fan di Eredivisie belakangan ini. Dia meminta semua pihak tak membuat langkah berlebihan dalam mengatasi masalah hooliganisme di sepak bola.

Bagi Postuma, menghentikan pertandingan hanya karena ada fan melempar gelas plastik ke lapangan terlalu berlebihan. Menurut dia, ulah itu tidak seberapa dengan ulah hooligan pada era 1970-an dan 1980-an.

“Kita semua berjalan terlalu jauh dalam perang melawan hooligan,” ujar Siege Postuma seperti dikutip Football5Star.com dari Algemeen Dagblad. “Sekarang, kita mengirim pulang 30.000 atau 50.000 orang hanya karena gelas plastik dilemparkan ke lapangan.”

Hooliganisme suporter disebut Siege Postuma dipicu perlakuan buruk tuan rumah.
Getty Images

Menurut Postuma, itu perlakuan tak manusiawi. Para fan dianggap sebagai binatang, pembuat ulah. Paradigma itu seharusnya diubah. Mereka, kata dia, harus dipandang dan diperlakukan sebagai tamu. Saat ini, hal itu baru diterima suporter di tribune utama.

“Para suporter di tribune utama diterima dengan sopan santun oleh para turan rumah. Mereka disambut dengan welcome drink. Di pihak lain, orang-orang biasa diperlakukan dengan sangat berbeda,” kata Postuma lagi.

Derita Suporter Tamu

Secara khusus, Siege Postuma membahas perjuangan berat suporter tim tamu. Tingkat stres dan emosi mereka sangat tinggi. Hal inilah yang jadi sumber masalah. Untuk itu, perlakuan yang lebih baik kepada para suporter akan jauh lebih efektif menekan hooliganisme.

“Para suporter tamu sering kali harus pergi ke stadion dengan kombinasi bus. Lalu, ketika tiba, bus harus mengantre lama. Mereka juga tak bisa ke toilet. Itu faktanya. Bagaimana bisa Anda mengharapkan perilaku bagus dari fan jika Anda memperlakukan mereka seperti binatang? Inilah awal masalahnya,” ujar Postuma.

Suporter FC Utrecht mendapat perlakuan tak bagus saat tandang ke PSV Eindhoven.
Getty Images

Dia menambahkan, “Di PSV, para fan FC Utrecht ditempatkan di sudut terpencil dan duduk di belakang jaring hitam yang tinggi. Selain itu, meskipun panas luar biasa, mereka tak bisa membawa apa pun untuk diminum ke tribune tamu. Apakah aneh jika ada beberapa orang yang bereaksi agresif?”

Mantan anggota marinir itu lebih lanjut mengungkapkan, insiden-insiden tak akan bisa dihindari. Itu akan selalu ada, tak bisa dihilangkan sepenuhnya. “Itu tak ubahnya kehidupan malam. Namun, itu tak mengurangi inti kisah saya: perlakukan suporter sebagai tamu, bukan potensi masalah. Itu secara otomatis akan membuat mereka berlaku layaknya tamu,” ucap dia.

More From Author

Berita Terbaru