Football5Star.com, Indonesia – Presiden Barcelona, Joan Laporta, kembali berkomentar soal situasi Ousmane Dembele di sisa musim ini. Laporta mengatakan bahwa semua keputusan ada ditangan Xavi Hernandez.
Dembele diminta keluar oleh Barca setelah menolak memperbaharui kontraknya yang akan berakhir pada akhir musim nanti.
Namun sang pemain justru menolak semua tawaran yang didapatkan Barca kepadanya. Jadi sekarang Blaugrana memilki dua pilihan, membekukan Dembele sampai kontraknya berakhir, atau memainkannya. Laporta memberikan semua keputusan itu kepada pelatih.
“Jika mereka ingin bernegosiasi dengan kami (lagi) dan kami tertarik, syaratnya akan berbeda,” kata Laporta seperti dikutip Football5Star.com dari Sport.
“Dembele adalah pemain yang tidak ingin memperbarui. Dan pemain yang hampir pasti tidak akan kami miliki karena harus ada klub lain yang memiliki kesepakatan dengannya.
“Jadi sulit baginya untuk bermain (untuk Barca), karena pelatih sedang membangun kembali tim dan tahu siapa yang bisa dia andalkan untuk musim ini dan berikutnya.
“Dan Dembele dan agennya tidak mau menerima tawaran perpanjangan yang kami buat kepada mereka.
“Sikap klub adalah kami memiliki pemain dengan kontrak dan jika dia tersedia, pelatih akan memutuskan. Xavi sama terkejutnya dengan kami bahwa dia tidak menerima tawaran perpanjangan. Dan saya mengerti bahwa Xavi akan memikirkannya.”
Joan Laporta: Ousmane Dembele Gagal Penuhi Potensinya
Direkrut oleh Barcelona dengan biaya fantastis 105 juta euro pada 2017 dari Borussia Dortmund, Dembele gagal memenuhi ekspektasi setelah sering keluar masuk bangku perawatan. Laporta mengakui hal itu.
“Dia pemain hebat tapi dia tidak bisa menunjukkan bakatnya di Barca. Kami tidak menikmatinya seperti yang kami harapkan. Kami senang bahwa dengan perpanjangan kontrak, kami akan menikmati Dembele yang terbaik,” ujar Laporta.
“Dia sudah tahu kami pikir dia harus memperbarui. Tapi dia belum melakukannya. Saya harap ada solusi untuk kepentingan terbaik Barca yang juga merugikan pemain seminimal mungkin.
“Tapi keadaannya seperti itu. Kenyataannya adalah kami tidak mengerti pendiriannya. Kami menghormatinya tetapi kami tidak mengerti.”
