Football5Star.com, Indonesia – Pelatih Liverpool, Juergen Klopp meyakini bahwa hasil imbang 2-2 melawan Brighton merupakan hasil yang pantas. Klopp memuji kinerja pelatih Brighton, Roberto De Zerbi.
Liverpool gagal memanfaatkan peluang untuk merangkak naik di papan klasemen karena mereka ditahan 2-2 oleh Brighton. Mohamed Salah mencetak brace namun Brighton juga mencetak dua gol lewat Simon Adingra dan Lewis Dunk.
Klopp meyakini hasil ini adalah hasil yang adil. Namun dia juga menyebut bahwa Liverpool harusnya bisa unggul 3-1.
“Saya pikir sayangnya ya (hasilnya adil). Unggul 2-1 adalah hasil yang bagus untuk jeda babak pertama di sini, ini adalah tim yang sangat bagus dan sulit untuk mempertahankannya,” kata Klopp seperti dilansir Football5Star.com dari Bein Sports.
“Kami ingin melakukan tekanan tinggi, itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Namun pada saat yang sama, hal itu menimbulkan masalah karena mereka sering bermain, kami tidak memenangkan bola dan lapangan menjadi sangat besar. Mereka melakukannya dengan baik.
“Babak kedua kami seharusnya bisa mencetak gol untuk menjadi 3-1, satu atau dua peluang yang sangat bagus. Namun karena kami tidak mencetak gol di sana, kami tetap menjaga permainan tetap terbuka. Itu sangat intens bagi kedua tim. Saya pikir ini adalah hasil yang tepat pada akhirnya.”
Juergen Klopp Puji Roberto De Zerbi
Roberto De Zerbi berhasil membawa Brighton untuk pertama kalinya dalam sejarah bermain di kompetisi Eropa. Kini The Seagulls masih stabil di papan tengah, tepatnya di posisi ke-6 dan hanya selisih satu poin dari Liverpool. Klopp memuji kinerja pelatih asal Italia itu.
“Saya harus mengatakan bahwa saya sangat menghormati apa yang dia lakukan. Saya benar-benar pendukungnya, saya pecinta sepak bola dan jika seseorang datang dengan pengaruhnya terhadap sepak bola, itu tidak boleh diremehkan,”ucao Klopp.
“Saat dia marah, saya menggunakan usia saya dan mencoba menenangkannya. Saya tidak tahu apa yang mereka (De Zerbi dan ofisial keempat) bicarakan, saya hanya melihat mereka.
“Jika saya berada di momen seperti ini, tidak ada jalan untuk kembali yang muncul dan saya pikir dia hampir mencapainya. Saya mencoba menenangkannya.
“Saya tidak yakin apakah dia membutuhkannya atau tidak. Dia memberi tahu saya sesuatu tentang penalti tetapi saya tidak mengerti apa yang dia bicarakan. Saya pikir dia menginginkan penalti.”
