Kolom: Pelankan Nada Bicaramu, Syed Saddiq!

BACA JUGA

Banner live dan podcast baru

Football5Star.com – Ujar-ujar mulutmu harimaumu, tampaknya betul-betul terbukti. Hubungan panas antara Indonesia dengan Malaysia, khususnya dalam ranah sepak bola, boleh dibilang merupakan buntut dari pernyataan-pernyataan kontroversial dari Syed Saddiq.

Siapa tak kenal dengan Syed Saddiq? Pria yang pernah dilaporkan menolak beasiswa untuk melanjutkan studi di Universites Oxford, Inggris itu merupakan salah satu menteri paling muda di dunia. Lulusan Universitas Islam Internasional Malaysia itu juga dianggap sebagai salah satu putra terbaik Malaysia. Tapi, sayangnya, belakangan pernyataan kontroversial-kontroversialnya justru memanaskan hubungan Malaysia dan Indonesia.

Bahkan, aksinya itu bisa membuat pria kelahiran 6 Desember 1992 tersebut di-reshuffle. Dia bersama dua menteri lain, Teresa Kok (menteri perindustrian) dan Maszlee Malik (menteri pendidikan), menduduki peringkat teratas atas ketidakpuasan publik Malaysia soal kinerjanya. Ketiganya merupakan sosok menteri yang paling diinginkan untuk diganti.

Menarik ke belakang pada 5 September lalu, kelakuan oknum suporter Indonesia memang tak patut dicontoh. Mereka menyerang pendukung Malaysia dengan lemparan botol, hingga suar ke arah tribune. Bahkan, ada salah satu suporter Malaysia yang sampai dilarikan ke rumah sakit akibat menghirup asap cerawat.

Menpora Malaysia
Twitter 501Awani

Usai kejadian itu, Syed Saddiq, berkoar-koar di media. Dia dengan tegas mengutuk kejadian di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Bahkan dia sampai menyambangi Menpora kala itu, Imam Nahrawi untuk meminta klarifikasi.

Menpora Imam Nahrawi sendiri meminta maaf atas kejadian yang tercipta dalam laga Indonesia vs Malaysia. Pihaknya jua sudah memberikan surat permintaan maaf resmi kepada masyarakat Malaysia.

“Kami juga berikan surat tertulis sebagai bahan evaluasi sebelum Indonesia bertandang November nanti dan kami sepakat sebelum laga itu kami akan bertamu terlebih dahulu dan disambut pak Saddiq,” ujar Imam Nahrawi kala itu.

Syed Saddiq Imam Nahrawi Netral News

Usai pertemuan itu, Syed Saddiq juga berjanji akan jadi orang pertama yang mengamankan pertandingan saat Indonesia bertandang ke Malaysia. “Semuanya menolak budaya kekerasan. Kami pastikan sepak bola harus menyatukan kita semua. Saya harap apa yang terjadi tak terulang karena hanya sedikit orang yang melakukan itu,” papar Syed.

Janji Tinggal Janji

Akan tetapi, janji tinggal janji. Bukan cuma terjadi pelemparan flare ke Tribune Indonesia, suporter Garuda juga mendapatkan intimidasi. Bahkan ada dua suporter Indonesia, yakni Fuad dan Yovan, dikeroyok oknum pendukung tuan rumah.

Malaysia vs Indonesia - suporter - Bernama

Sangat disayangkan, pernyataan Syed Saddiq, justru seakan lepas tangan saat ditagih janjinya. Dia malah menyuruh korban untuk melaporkan ke polisi andai benar-benar ada penganiayaan.

“Saya sudah mengatakan kepada pihak polisi untuk segera menyelidiki kasus ini. Jika seseorang yang dipukuli, tolong minta dia melapor ke polisi. Kami akan memastikan bahwa ada investigasi yang tepat dan transparan. Keadlilan adalah untuk semua orang, terlepas ia dari Malaysia atau Indonesia,” tulis Saddiq dalam akun Twitter pribadinya.

Suporter Indonesia lantas bereaksi keras. Mereka mempertanyakan kualitas Saddiq sebagai seorang menteri. Warganet jua membanding-bandingkan sikap Syed Saddiq dengan Imam Nahrawi yang langsung minta maaf usai kejadian di SUGBK.

Meninggikan Ego, Memalingkan Isu

Kekesalan netizen Indonesia memuncak saat Syed Saddiq mengeluarkan pernyataan sekali lagi menanggapi pengeroyokan suporter Indonesia. Dia bahkan menyebut insiden adanya penusukan sebagai berita bohong alias hoaks yang memfitnah Malaysia. Terlepas dari benar atau salah isu tersebut, jelas bukan sebuah langkah awal yang bijaksana diambil Saddiq.

“Kepada rekan-rekan di Indonesia, tolong jangan percaya hoaks, berita palsu, fitnah. Yang mengatakan ada suporter Indonesia yang dipukul dan ada penusukan yang dilakukan pendukung Malaysia,” kata Syed Saddiq. Sudah jelas, reaksi dari suporter Indonesia kian besar.

Bahkan, tagar #ShameonYouSyedSaddiq lantas menjadi isu paling dibicarakan di Twitter. Tagar tersebut menjadi trending topic di Indonesia sebagai bentuk kekecewaan masyarakat sepak bola soal tanggung jawab Syed Saddiq.

Sejatinya sebagai pejabat negara, Syed Saddiq hanya perlu meminta maaf terbuka sedar awal. Itu-pun kalau dia benar-benar bermaksud ingin menjaga hubungan bilateral dua bangsa yang disebutnya serumpun itu.

Ada yang bilang, tak mudah menurunkan ego sebuah bangsa meski hanya dengan sebuah permintaan maaf. Jika hal itu yang menjadi isunya, tak perlu pula berkoar-koar soal label bangsa Indonesia dan Malaysia adalah serumpun. Bahwa kita bersaudara. Bahwa kita adalah dua negara bertetangga yang saling menghargai dan menghormati.

Kenyataannya, Syed justru terkesan mengalihkan isu hoaks penusukan untuk dijadikan framing. Sementara isu awal soal pelemparan flare, ujaran kebencian di stadion, hingga pengeroyokan, seolah diabaikan jika mengacu kepada pernyataannya di media.

Padahal, andai sejak awal dia langsung membuat permintaan maaf terbuka, isu yang beredar mungkin tak sepanas sekarang. Selayaknya yang dilakukan Imam Nahrawi, ketika langsung meminta maaf secara terbuka demi meredakan tensi.

Mulutmu Harimaumu

DR (He) H. Asril Esden, yang aktif dalam bidang pendidikan dan kemasyarakatan berpendapat, dikutip Bukukita.com, menyebut peribahasa “Mulutmu Harimaumu,” artinya sangat sederhana. Bila mulut digunakan secara buruk, celaka, bahaya sakit bahkan, kematian akan datang tanpa diundang.”

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh DR. Ponijan Liaw, seorang komunikator, pelatih, dan penulis buku komunikasi Indonesia. Dia menyebut kalau peribahasa “Mulutmu Harimaumu” adalah pepatah para sesepuh yang tidak pernah sepuh. Mulut bisa menjadi harimau pemangsa penggunanya, bisa juga menjadi kelinci yang sopan menyayanginya.

Syed Saddiq2

Hal inilah yang tampaknya harus dipahami betul oleh Menpora Malaysia tersebut. Dia memang merupakan sosok yang pintar, menolak beasiswa kuliah di Oxford, hingga jadi menteri paling muda di Malaysia. Tapi, pria kelahiran Pulai, Johor Bahru, itu harusnya sadar betapa tajamnya lidah. Pernyataan-pernyataannya itu bukannya malah membuat situasi meredah, justru bisa memperpanas hubungan Malaysia dan Indonesia.

Syed Saddiq harusnya bisa memelankan nada bicaranya. Agar semuanya melihat ada mutiara berkilau dan berbakatnya dia.

[better-ads type=’banner’ banner=’156417′ ]

More From Author

Berita Terbaru