Football5Star.com, Indonesia – Kurniawan Dwi Yulianto akhirnya berbicara soal karier kepelatihannya bersama Sabah FC, beberapa waktu lalu. Dia mengaku kalau ada faktor internal yang jadi aktor dari buruknya performa tim.
Seperti diketahui, Sabah menjadi klub pertama yang diasuh oleh legenda sepak bola Indonesia tersebut. Dia sukses menjaga klub Malaysia yang promosi ke kasta teratas 2020 itu untuk tetap bertahan.
Musim selanjutnya pun, Kurniawan Dwi Yulianto kembali dipercaya menangani Sabah FC. Namun sayang, pada musim keduanya ini, Kurniawan gagal memberi yang terbaik. Dia pun membeberkan hal yang sesungguhnya.
“Ada covid dan masalah internal ganggu tim, akhirnya 8 kali laga tak menang. Saya diperingati oleh mereka, menurut saya, saya on track karena target saya (bawah Sabah) nomor 7 atau 8, sampai saya diistirahatkan masih di 7 atau 8,” ungkap Kurniawan Dwi Yulianto dalam kanal YouTube Capt Hamka.
“Manajemen bilang saya istirahat, tak masalah. Saya mau status jelas, kalau diberhentikan, ya full (dibayarnya). Akhirnya mereka tawar sisa gaji 3-4 bulan, mau dinego, saya tak mau karena ini bukan kesalahan saya. Akhirnya kata mereka coach tetap digaji tapi tak dalam tim,” sambung dia.
Kurniawan Dwi Yulianto Belajar Banyak
Jelas, banyak pelajaran yang diambil oleh Kurniawan Dwi Yulianto. Menjadi pelatih klub, terlebih di negara orang jelas tak mudah. Terlebih ada faktor internal tim yang menyebabkan penampilan buruk Sabah FC.
“Saya belajar, ternyata apa yang saya rencanakan tak selamanya berjalan mulus, tapi ada faktor lain sulit. Kami hanya bisa melatih, ketika hati tak sesuai susah,” tutup dia.