Legenda: Gheorghe Hagi, Persembahan Terbaik Rumania

BACA JUGA

Banner live dan podcast baru

Football5star.com, Indonesia – Seluruh penggemar sepak bola di dekade 1990-an pasti mengenal nama Gheorghe Hagi. Hal tersebut tak lepas dari berbagai prestasi yang berhasil ia torehkan di level klub maupun internasional.

Gheorghe Hagi seringkali disebut sebagai pemain terbaik dari Rumania. Melebihi status legendaris yang dimiliki oleh Adrian Mutu, Gheorge Popercu ataupun Dan Petrescu dan Cristian Chivu.

Berposisi sebagai gelandang serang, gaya bermain Hagi yang cukup eksplosif kerap kali membuatnya dibandingkan dengan sosok Diego Maradona. Hal itu tak lepas dari samanya posisi kedua pemain serta karakter keduanya yang sedikit tempramental dan kemampuan mereka memimpin tim di atas lapangan.

SEMPAT MENJADI JUDAS DI SPANYOL

Gheorghe Hagi mengawali karier sepak bolanya bersama Farul Constanta dan Lucearaful Bucuresti. Pada usia yang ke-18 tahun, Hagi memutuskan untuk hengkang ke Sportul Studentesc yang berbasis di ibu kota Rumania, Bucharest.

Penampilan brilian Hagi bersama Sportul Studentesc membuat klub kebanggaan Rumania, Steaua Bucharest memutuskan untuk meminangnya pada tahun 1987. Selama tiga tahun bermain untuk Steaua, Hagi berhasil mengoleksi 76 gol dari 97 penampilannya di Liga Rumania. Selain itu, ia juga berhasil membawa Steaua melaju ke babak semifinal Piala Champions pada tahun 1988 dan ke final di tahun berikutnya.

Catatan gemilang itu membuat klub-klub raksasa Eropa mulai melakukan perburuan untuk mendapatkan tanda tangan Hagi. Ia pun akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Spanyol dan bermain untuk Real Madrid pada tahun 1990.

Ia gagal menunjukkan penampilan terbaiknya selama dua musim membela Los Blancos. Pada akhirnya, Real Madrid memutuskan untuk melepasnya ke Brescia pada tahun 1992. Di Brescia, Hagi hanya bertahan selama dua musim karena Barcelona memutuskan untuk meminangnya pada tahun 1994.

Di Barcelona, Hagi juga gagal menampilkan permainan terbaiknya. Ia pun hanya mampu mengoleksi tujuh gol dari 36 penampilannya selama dua musim di LaLiga.

MELEGENDA BERSAMA GALATASARAY

Penampilan Hagi yang kurang meyakinkan di Spanyol dan Italia tak membuat Galatasary berpikir panjang untuk meminangnya pada tahun 1996. Hagi datang ke Turki ketika ia sudah berusia 30 tahun dan mulai merencanakan gantung sepatu dari dunia sepak bola. 

Ia menjadi bagian integral dari tim Galatasary di bawah arahan Fatih Terim. Ia mampu merengkuh empat gelar Liga Turki secara beuntun. Kegemilangan Hagi di Istanbul tak hanya berhenti di situ.

Gheorghe Hagi, Persembahan Terbail Rumania - Getty Images 2
Getty Images

Ia mampu membawa Galatasaray yang berstatus sebagai tim kuda hitam, untuk meraih gelar Piala UEFA pada tahun 2000 setelah mengalahkan Arsenal di partai final. Tak lama setelahnya, Hagi berhasil membawa Galatasaray mengalahkan Real Madrid di ajang Piala Super Eropa.

Dua trofi kontinental tersebut membuat Hagi menjadi pemain yang dicintai oleh para pemain dan suporter Galatasaray. “Kemampuan Hagi di atas lapangan tak ubahnya seperti sebotol anggur. Semakin tua, ia semakin hebat mengolah bola,” kata rekan Hagi di Galatasaray, Luiz Fernandez.

LUAR BIASA DI PIALA DUNIA 1994

Hagi sudah menjadi bagian dari timnas Rumania ketika ia masih berusia 18 tahun. Ia menjalani debutnya di level internasional ketika Rumania menantang Norwegia di Oslo pada tahun 1983. 

Hagi menjadi bagian dari timnas Rumania yang berlaga di ajang Piala Eropa 1984 dan 2000 serta Piala Dunia 1990 dan 1994. Di Piala Dunia 1994, Hagi berhasil membuat seluruh penggemar sepak bola berdecak kagum dengan penampilan apiknya.

Ia berhasil membawa Rumania melaju hingga ke babak perempat final Piala Dunia. Menyingkirkan tim-tim kuat seperti Kolombia dan Argentina. Partai melawan Argentina di babak 16 besar menjadi salah satu momen terbaik Hagi yang hingga kini masih diingat oleh banyak penggemar sepak bola.

Gheorghe Hagi, Persembahan Terbail Rumania - These Football Times
These Football Times

Pasalnya, Argentina merupakan salah satu tim terbaik di dunia dan mampu melaju hingga ke final di dua edisi sebelumnya. Di babak perempat final, Hagi gagal membawa Rumania melangkah ke babak empat besar setelah disingkirkan oleh tim kuda hitam lainnya. Swedia, lewat babak adu penalti.

Sepanjang gelaran turnamen, Hagi berhasil mencetak tiga gol. Selain itu, ia juga menjadi motor serangan Rumania. Penampilan gemilangnya membuat Hagi yang ketika itu berusia 29 tahun berhasul finis di peringkat empat di ajang Ballon D’Or. 

Hagi memutuskan untuk gantung sepatu dari timnas Rumania ketika sudah menginjak usia 35 tahun pada tahun 2000. Selama 17 tahun berkarier di leven internasional, Hagi berhasil mencetak 35 gol dari 125 caps.

More From Author

Berita Terbaru