Momen Bersejarah EURO: Tos Koin Bawa Italia ke Partai Puncak

BACA JUGA

gamespool

Football5Star.com, Indonesia – Timnas Italia merupakan salah satu tim terkuat di dunia. Tentu saja total 4 gelar Piala Dunia menjadi bukti. Namun, Gli Azzurri hanya mampu menjadi juara Euro satu kali dan itu terjadi 53 tahun lalu. Itu pun mereka dinaungi faktor keberuntungan yang sangat besar.

Euro 1968 merupakan kompetisi yang diadakan ketiga kalinya setelah UEFA membuat kompetisi itu pada 1960 dan edisi kedua pada 1964. Ini juga pertama kalinya Euro berubah nama menjadi “European Championship” setelah sebelumnya “European Nations Cup”.

Berbeda dengan sekarang, sistem kompetisi saat itu sangat jauh berbeda. Euro 2020 nanti diikuti oleh 24 tim di putaran final. Euro 1968 hanya diikuti 4 tim, karena kompetisi sebenarnya dimulai sejak babak kualifikasi yang diadakan sejak 1966.

MOMEN Tos Koin Semifinal Italia vs Uni Soviet
These Football Times

Babak kualifikasi diikuti 31 tim yang dibagi menjadi 8 grup. Masing-masing juara grup akan masuk ke perempat final. Setelah itu, 4 tim baru akan masuk ke putaran final. UEFA baru akan memutuskan siapa yang akan menjadi tuan rumah setelah 4 tim terpilih. Italia, Inggris, Uni Soviet dan Yugoslavia berhasil lolos dan UEFA memilih Italia sebagai tuan rumah.

Italia yang baru melakoni debutnya di Euro harus berhadapan dengan Uni Soviet yang merupakan juara Euro 1960 dan runner-up Euro 1964.

Pertandingan diadakan di Stadion San Paolo, Naples dengan hampir 70 ribu penonton memadati tribun. Pertandingan diadakan saat cuaca buruk membuat permainan menjadi semakin sulit.

Pada era 60-an, cara bermain Catenaccio memang sangat populer, terutama di Italia. Inter Milan bersama pelatih Helenio Herrera berhasil menguasai Eropa dan Dunia dengan cara bermain itu di pertengahan 60-an. Dan banyak pemain atau eks pemain Nerazzurri di dalam skuat Italia, termasuk sang kapten, Giancinto Fachetti.

Pelatih Italia, Ferruccio Valcareggi, yang merupakan mantan asisten Helenio Herrera, menerapkan strategi itu. Namun, Soviet yang dikapteni Albert Shesternyov, tahu mereka rentan terkena serangan balik jika terlalu menyerang, jadi mereka tak mau menaruh banyak pemain di depan saat menyerang. Terciptalah pertandingan yang cenderung membosankan karena kedua tim lebih memilih untuk tidak kebobolan ketimbang mencetak gol.

Tanpa Peluang, Tanpa Gol

Satu-satunya peluang bagus pada pertandingan diciptakan oleh Piero Prati yang tendangannya tipis melebar dari gawang, Itu pun diciptakan lewat eksekusi bola mati. Prati sempat mendapat peluang lagi setelah mendapat umpan dari Sandro Mazzola, tapi tendangan kaki kirinya mudah ditangkap oleh kiper Yuri Pschenichnikov.

MOMEN Tos Koin Semifinal Italia vs Uni Soviet
The Irish Time

Laga akhirnya berakhir dengan skor 0-0 dimana kedua tim sulit untuk menciptakan peluang bagus. Laga dilanjutkan ke babak tambahan dan tetap berakhir dengan skor 0-0. Format kompetisi menyebut jika pada semifinal laga tetap berakhir imbang sampai babak tambahan, pemenang akan ditentukan lewat… coin toss atau lempar koin.

Sebenarnya, mayoritas turnamen sepak bola yang menggunakan sistem gugur pada saat itu akan menggunakan replay match jika laga berakhir imbang. Tapi, untuk alasan tertentu Euro 1968 menggunakan lempar koin, walaupun format ini hanya berlaku di semifinal. Saat partai final, jika laga berakhir imbang akan dilanjutkan ke laga ulang.

Bagaimana dengan adu penalti? International Football Association Board (IFAB) yang membuat dan mengatur Laws of the Game, baru memasukkan adu penalti pada 27 Juni 1970, dua tahun setelah Euro 1968. Walaupun adu penalti sempat diadopsi beberapa kali di turnamen domestik dan minor.

Jadi, setelah laga berakhir, wasit Kurt Tschenscher memanggil kedua kapten, Fachetti dan Shesternyov, ke ruang ganti untuk menentukan takdir timnya. Setelah itu, Fachetti langsung keluar ke stadion mengumumkan bahwa mereka pemenangnya.

MOMEN Tos Koin Semifinal Italia vs Uni Soviet (The Cult of Calcio)
The Cult of Calcio

“Saya pergi dengan kapten Rusia. Kami pergi ke ruang ganti bersama. Wasit mengeluarkan koin tua dan saya memilih ekor,” kata Fachetti seperti dilansir Football5Star.com dari laman resmi UEFA.

Timnas Italia masuk ke final dan akan bertemu Yugoslavia. Dan pertandingan berakhir imbang 1-1, namun kali ini diadakan replay match jika laga berakhir imbang. Pada laga kedua yang diadakan dua hari kemudian, timnas Italia berakhir menang 2-0. Gli Azzuri berhasil menjadi juara Euro untuk pertama kalinya dan satu-satunya sampai saat ini.

[better-ads type=’banner’ banner=’156432′ ]

More From Author

Berita Terbaru