Football5Star.com, Indonesia – Nguyen Quang Hai, bintang timnas Vietnam, diminta tak terobsesi main di Eropa. Permintaan itu disampaikan pelatih kawakan Inggris yang lama berkiprah di Asia Tenggara, Steve Darby. Menurut dia, sang pemain lebih baik tetap main di Asia.
Belakangan ini, niat Quang Hai berkiprah di luar negeri, terutama Eropa, jadi bahasan media-media Vietnam. Pasalnya, pemain berumur 24 tahun itu belum juga menyepakati kontrak baru yang disodorkan klubnya, Hanoi FC. Jika tak juga tercapai kesepakatan, dia akan bebas transfer pada bulan depan.
Mengenai hal itu, Darby angkat bicara. Menurut dia, Quang Hai sebaiknya melupakan dulu ambisi main di Eropa. “Kalau boleh, saya akan menyarankan Quang Hai pergi ke Jepang atau Korea (Selatan),” urai dia seperti dikutip Football5Star.com dari VnExpress.
Darby menambahkan, “Negeri-negeri itu masih di Asia sehingga Quang Hai akan dapat lebih baik beradaptasi dengan budayanya. Tim-tim di sana juga sangat profesional. Klub-klub Swiss seperti yang diinginkannya juga sangat profesional. Namun, di sana sangat dingin dan kehidupan di sana mahal.”
Darby Minta Nguyen Quang Hai Lebih Profesional
Steve Darby juga tak merekomendasikan Nguyen Quang Hai pergi ke Latvia. Seperti dikabarkan pada Januari lalu, Riga FC menaruh minat kepada pemain bertinggi 168 cm itu. “Saya tak tahu apa pun soal sepak bola Latvia, tapi saya percaya Quang Hai sebaiknya pergi ke Jepang terlebih dahulu” kata dia.
Tak hanya itu, Darby juga memberikan nasihat lain bagi sang bintang Vietnam. Dia mengingatkan, Quang Hai harus harus meningkatkan kemampuan bertahanmya saat bermain di level yang lebih tinggi. Menurut dia, hanya bertumpu pada kemampuan mengumpan tidaklah cukup.
Darby yakin Quang Hai akan mampu bermain di Jepang asalkan mau bekerja keras dan hidup selayaknya para pemain profesional. Dia menuntut pemain yang disebut-sebuut sebagai Lionel Messi-nya Vietnam itu untuk menjalani pola hidup sehat dan rajin ke gym.
Kembali pada soal pemilihan klub baru, Steve Darby meminta Nguyen Quang Hai mempertimbangkan dua hal. “Pertama adalah gaji. Bagaimanapun, sepak bola adalah profesinya. Kedua, soal kesempatan bermain. Dia memang harus memperjuangkan tempatnya, tapi penting juga untuk melihat seberapa besar peluang yang ada,” kata dia lagi.
