Nostalgia Hari Ini: Banjir Darah di Battle of Highbury

BACA JUGA

Prediksi: Kolombia vs Panama

Prediksi: Uruguay vs Brasil

Prediksi: Belanda vs Turki

Prediksi: Inggris vs Swiss

Banner Gamespool

Football5star.com, Indonesia – Sewajarnya pertandingan persahabatan, para pemain yang turun ke lapangan biasanya tak terlalu memiliki tensi tinggi untuk bisa meraih kemenangan. Namun hal itu tak terjadi saat laga persahabatan antara Inggris vs Italia berlangsung di Stadion Highbury, 14 November 1934.

Pertandingan antara kedua kekuatan sepak bola Eropa tersebut berlangsung dengan tensi sangat tinggi. Pemain kedua tim sama-sama berusaha menginginkan kemenangan. Segala cara dilakukan termasuk mematahkan kaki lawan. Tercatat tiga pemain harus ditarik keluar akibat cedera karena insiden patah kaki.

Laga ini sendiri merupakan yang pertama bagi Italia setelah mereka meraih gelar Piala Dunia 1934. Inggris pada event pertama Piala Dunia ini absen karena PSSI-nya Inggris keluar dari anggota FIFA pada 1928. Meski begitu, Inggris kala itu masih dipandang sebagai tim kuat di Eropa.

The Battle of Highbury | England vs Italy 1934

Aroma kepentingan politik sangat kental pada laga ini. Kedua negara di luar urusan sepak bola adalah sekutu di Perang Dunia I, namun kelak Italia berubah jadi musuh Inggris saat Perang Dunia II, lima tahun setelah laga ini berlangsung. Pada periode ini, Italia secara politik memang sudah menunjukkan gelagat untuk menjadi musuh bagi Inggris.

Kepemimpinan Benito Mussolini membuat Inggris saat ini merasa Italia akan menjadi negara yang harus mereka perangi. Italia pun memandang Inggris sebagai negara yang wajib mereka kalakan di segala bidang termasuk sepak bola. Mussolini pun memompa semangat skuat Italia untuk bisa menang atas Inggris di Stadion Highbury.

Mussolini kala itu menjanjikan mobil Alfa Romeo untuk skuat Italia jika mampu mengalahkan Inggris di rumahnya. Saat itu harga mobil tersebut sekitar 150 poundsterling atau setara dengan 6000 poundsterling untuk ukuran saat ini.

Saling jegal demi kemenangan

Inggris kala itu dilatih oleh Henry J. Huband. Yang menarik dari skuat Inggris saat melawan Italia adalah 7 pemain yang dipanggil adalah pemain Arsenal. Namun sayangnya saat itu, skuat Inggris dianggap kurang pengalaman.

Maklum saja, dari seluruh skuat yang dipanggil, mayoritas pemain Inggris saat itu hanya memilki caps tak kurang dari 9 pertandingan. Meski begitu, skuat Tiga Singa cukup percaya diri karena di laga pertama 18 bulan sebelumnya mereka mampu menahan Inggris 1-1 di Stadion Olimpico, Roma.

Banjir Darah di Battle of Highbury2
The Guardian

Pemain Arsenal saat itu jadi kekuataan Inggris, mulai dari lini belakang hingga depan. Di lini depan duet Sam Tilson dari Manchester City dan George Hunt dari Tottenham Hotspur ditopang oleh striker Arsenal, Ted Drake. Pemain ini yang kemudian menjadi penjagal untuk bek Italia, Luis Felipe Monti hingga alami patah kaki.

Dikutip Football5star.com dari Englandfootballonline, Sabtu (14/11/2020), Drake lakukan takckle horor kepada Monti tak lama setelah pertandingan berlangsung. Pemain Italia meradang. Mereka menuding pemain Inggris sengaja melakukan itu. Aksi kekerasan pun mewarnai pertandingan di awal babak pertama.

Korban berjatuhan

Korban mulai berjatuhan. Kapten Inggris, Eddie Hapgood alami pendarahan hebat di bagian hidung akibat sikutan dari Enrique Guaita. Lalu striker Inggris, Eric Brook alami patah lengan. Ted Drake juga mengalami patah kaki akibat dihajar pemain Italia sebagai balasan menciderai Monti.

Patah kaki dan tangan dialami para pemain kedua tim di babak pertama. Sejumlah pemain Inggris juga dilaporkan mengalami memar parah di sekujur tubuh saat jeda babak pertama. Pada babak pertama ini, Inggris unggul cepat 3-0 lewat gol Eric Brook dan Ted Drake. Dalam durasi 10 menit, mereka mampu tiga kali membobol gawang Carlo Ceresoli.

Banjir Darah di Battle of Highbury
sport.net

Di babak kedua, tensi sedikit merada. Wasit asal Swedia, Otto Olsson berkomunikasi dengan pelatih kedua tim meminta para pemain untuk bisa meredakan tensi permainan yang sudah menjurus ke aksi kekerasan tersebut.

Tensi yang sedikit melambat menguntungkan bagi Italia. Hasilnya mereka mampu mencetak dua gol lewat aksi legenda Inter, Giuseppe Meazza. Ia bahkan bisa cetak hat-trick jika peluang di menit akhir pertandingan lewat sepakan free kick tak membentur mistar gawang.

“Pertandingan internasional yang penuh dengan keringat dan darah antara Inggris dan Italia dimainkan di London. Inggris menang dan ada sedikit kegembiraan atas hasil itu meski jatuh banyak korban,” tulis media Inggris, Bbc kala itu.

More From Author

Berita Terbaru