Nostalgia Hari Ini: Kelahiran Brayat Jogja Mataram Utama Sejati

BACA JUGA

Banner Gamespool

Football5star.com, Indonesia – Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kota penuh makna bagi perjalanan sepak bola Indonesia. Di kota ini pada 19 April 1930, PSSI dibentuk. Tak salah jika kemudian kota Yogja juga memiliki magnet kuat di sepak bola nasional.

Di kota ini juga pada 15 September, 17 tahun lalu, lahir salah satu basis suporter bernama Brayat Jogja Mataram Utama Sejati (Brajamusti). Jauh sebelum kelahiran Brajamusti, kota Yogya sudah memiliki klub sepak bola yang sudah berdiri bahkan sebelum terbentuknya PSSI yakni Perserikatan Sepak Raga Mataram atau disingkat PSM.

https://www.instagram.com/p/B06CFC1lfxD/

Klub yang menjadi cikal bakal PSIM Yogyakarta ini terbentuk pada 5 September 1929. Baru pada 27 Juli 1930, PSM berganti nama menjadi PSIM. Dan fakta sejarah menunjukkan PSIM merupakan salah satu pioner bersama Persija, Persib, PPSM Magelang, Madiun Putera, Persebaya, dan Persis yang membentuk PSSI.

Kembali ke cikal bakal lahirnya Brajamusti. Sebelum 15 September 2003, PSIM sudah memiliki basis suporter sendiri. Para suporter PSIM ini bergabung di sejumlah wadah seperti Pathuk Squad, Cobra Mataram, Cidelaras, dan masih banyak lagi. Ialah Guntur Artamaji yang menggagas pertemuan para Laskar PSIM ini di Balai RK Mangkukusuman, Gondokusuman, Yogyakarta.

Dari pertemuan tersebut disepakati untuk membentuh wadah bersama suporter PSIM. Yang menarik nama Brajamusti sendiri dipilih setelah diadakan sayembara melalui surat kabar. Dikutip dari sejumlah forum suporter PSIM, nama Brajamusti dipilih karena memiliki arti yang kuat dan sangat mencerminkan citra para suporter PSIM.

Bersumber dari suportermilitan, arti sesunggunya Brajamusti adalah Aji-Ajian sakti dari Gatot Kaca. Seperti yang kita ketahui, Gatot Kaca adalah anak dari Bima, salah satu Pandawa Lima di dalam pewayangan Jawa. Nama Brajamusti diambil mengandung nilai filosofi bahwa para suporter ini bisa menjadi senjata yang ampuh bagi PSIM saat menghadapi lawan-lawan di lapangan hijau.

Hitam Putih perjalanan Brajamusti

Pada Oktober 2019 kelompok Brajamusti mendapat sorotan pencinta sepak bola nasional. Hal ini menyusul pecahanya insiden di laga Derbi Mataram antara PSIM vs Persis Solo di Stadion Mandala Krida.

Kerusuhan pecah di pengujung laga PSIM melawan Persis Solo pada pekan terakhir fase grup Liga 2 2019. PSIM tertinggal 2-3 dari Persis Solo dan pemain kedua tim cekcok, disusul tendangan yang dilayangkan bek tengah PSIM Ahmad Hisyam Tolle dan menghamburnya suporter PSIM ke lapangan.

Akibatnya, Asisten pelatih Persis Solo Choirul Huda dipukul hingga pelipisnya terluka. Kemudian skuat Persis Solo langsung berlindung di ruang ganti dan dievakuasi menuju hotel. Kericuhan pun pecah di luar stadion, Mobil polisi pun sampai rusak dibakar massa yang marah.

Menanggapi ricuh tersebut, presiden Brajamusti, Muslich Burhanuddin meminta maaf kepada semua pihak yang dirugikan. Ia menyesal sampai pecahnya kericuhan seperti itu.

https://www.instagram.com/p/B1q-JkqFRzi/

“Kami mohon maaf sedalam-dalamnya, terutama kepada Pemkot Jogja, Pengprov DIY, pengelola Stadion Mandala Krida, kepolisian dan manajemen PSIM,” kata Muslich seperti dikutip dari Harian Jogja.

Ricuh yang melibatkan suporter sepak bola bisa dibilang hal lumrah di lapangan hijau. Tapi tak selamanya juga suporter selalu diidentikkan dengan hal negatif. Brajamusti sudah membuktikkan mereka menjadi pengawal setia PSIM baik di masa-masa sulit ataupun senang.

Di luar hal tersebut, Brayat Jogja Mataram Utama Sejati juga adalah kumpulan manusia yang memiliki kepekaan terhadap lingkungan sosial. Seperti juga suporter klub lainnya, saat pandemi corona menyerang. Brajamusti turun tangan.

Pada Mei lalu, Muslich sebagai presiden Brajamusti melelang jersey bersejarah sebagai bentuk dukungan untuk perang melawan corona. Sebelumnya, di bulan April, Brajamusti ambil bagian di program PSIM Emphaty, program klub untuk membantu sesama yang sedang membutuhkan sebuah pertolongan, khususnya warga Yogyakarta di pandemi corona.

Bahkan Brajamusti juga melakukan penggalangan dana untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi corona. “Selama satu pekan ini kami menggalang dana untuk penyediaan APD dan donasi yang terkumpul Rp.50 jutaan,” kata juru bicara wadah suporter Brajamusti Rantau, Addy Kurniawan pada 3 April 2020.

[better-ads type=’banner’ banner=’156417′ ]

More From Author

Berita Terbaru