Football5Star.com, Indonesia – Pemain Turki, Aykut Demir, baru saja jadi sorotan karena ogah menunjukkan solidaritasnya kepada Ukraina. Dia beralasan kalau masih banyak orang-orang di Timur Tengah yang jua harus diperhatikan nasibnya.
Demir yang merupakan kapten tim Turki, Erzurumspor baru saja bermain bersama skuatnya melawan Ankaragucu di Divisi Kedua, Minggu (27/2/2022). Dalam pertandingan itu, Demir dan rekan-rekannya harus kalah 0-1 di kandang dari Ankaragucu.
![Pemain Turki Ogah Solidaritas ke Ukraina: Tiap Hari Ribuan Orang Meninggal di Timur Tengah! 1 Pemain Turki Ogah Solidaritas ke Ukraina: Tiap Hari Ribuan Orang Meninggal di Timur Tengah!](https://files.football5star.net/wp-content/uploads/2022/03/Aykut-Demir-aspor.jpeg)
Nah usai pertandingan tersebut, seluruh tim Erzurumspor menunjukkan rasa respeknya kepada Ukraina yang diinvasi oleh Rusia. Mereka mengenakan kaus bertuliskan, “Savasa Hayir No War.” Arti tulisan itu merupakan solidaritas kepada Ukraina yang ingin Rusia menghentikan perangnya.
![Pemain Turki Ogah Solidaritas ke Ukraina: Tiap Hari Ribuan Orang Meninggal di Timur Tengah! 2 Pemain Turki Ogah Solidaritas ke Ukraina: Tiap Hari Ribuan Orang Meninggal di Timur Tengah!](https://files.football5star.net/wp-content/uploads/2022/03/Aykut-Demir-Dailystar.jpg)
Akan tetapi, Aykut Demir jadi satu-satunya pemain yang tak mengenakan kaus solidaritas itu. Jelas, pemain Turki berusia 33 tahun itu dapat kritik dan seruan agar diskors oleh klubnya.
Pemain Turki Itu Punya Alasan
Namun, Demir akhirnya buka suara terkait keputusannya tersebut. Dia bilang kalau seharusnya solidaritas serupa juga ditunjukkan oleh banyak orang di Timur Tengah yang tiap harinya menelan korban hingga ribuan jiwa.
![Pemain Turki Ogah Solidaritas ke Ukraina: Tiap Hari Ribuan Orang Meninggal di Timur Tengah! 3 Pemain Turki Ogah Solidaritas ke Ukraina: Tiap Hari Ribuan Orang Meninggal di Timur Tengah!](https://files.football5star.net/wp-content/uploads/2022/03/aykut-demir-Medya-Tava.jpg)
“Ribuan orang meninggal setiap hari di Timur Tengah. Saya juga merasa sedih. Saya berbagi rasa sakit dengan orang-orang yang tidak bersalah,” ungkap Demir dikutip dari Football Anatolia.
“Mereka yang mengabaikan penganiayaan di sana melakukan hal-hal ini ketika datang ke Eropa. Saya tidak suka memakai T-shirt karena itu tidak dibuat untuk negara-negara itu,” tutup dia.