Gagal Redam Irak, Philippe Troussier Singgung Indonesia

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Coba menyulitkan Irak dan meraih poin. Itulah target yang diusung timnas Vietnam saat menjamu timnas Irak pada matchday II putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Anak-anak asuh Philippe Troussier hampir mampu merealisasikannya. Namun, gol pada detik terakhir membuat mereka kalah 0-1.

Hal itu membuat seluruh pemain dan jajaran pelatih Vietnam sangat terpukul. Meskipun demikian, Troussier tetap objektif. Dia mengaku sangat kecewa, tapi tetap menghargai penampilan para pemainnya sepanjang 90 menit di Stadion My Dinh.

Timnas Vietnam hampir saja mampu menahan timnas Irak.
vff.org.vn

“Kalah pada menit terakhir memang sangat tak beruntung, tapi para pemain sudah mencoba dengan sangat keras pada laga ini. Saya kecewa dengan hasil, tapi soal permainan, semangat, dan upaya, saya sangat bangga kepada mereka,” urai PHilippe Troussier seperti dikutip Football5Star.com dari laman resmi VFF.

Lebih lanjut, Troussier menyinggung Indonesia. “Dalam setiap laga, saya menargetkan menang, tapi tujuan akhir adalah menjadi runner-up dan lolos ke putaran ketiga. Saya menghormati Filipina, tapi saya melihat Indonesia adalah lawan utama Vietnam. Saat ini, kami unggul 2 poin dari mereka. Kami perlu mengamankan target jangka panjang.”

Prioritas Philippe Troussier

Soal pertandingan melawan timnas Irak, Philippe Troussier mengaku sadar diri. Dia tahu lawan lebih kuat sehingga memilih fokus pada bertahan. Hal itu hampir sempurna dilakukan Dang Van Lam cs.

“Pada pertandingan ini, saya secara khusus fokus pada organisasi tim tanpa bola dan bertahan melawan tim kuat seperti Irak. Para pemain punya strategi yang masuk akal untuk mengontrol keunggulan Irak. Patut diingat, para pemain Irak bagus dan tingkatnya jauh lebih tinggi dari para pemain Vietnam. Jadi, kami harus lebih fokus,” ucap dia.

Philippe Troussier mengakui Vietnam fokus bertahan saat melawan Irak.
thanhnien.vn

Pada kesempatan itu, Troussier juga mengungkapkan prioritasnya dalam menyusun tim. Dia mengatakan, fokusnya bukanlah merangkai sebelas pemain terbaik. Menurut dia, hal paling utama adalah kohesi, hubungan yang baik di antara para pemain.

Dia mengungkapkan, “Orang sering membandingkan mengevaluasi pemain secara individual, tapi saya punya kriteria tersendiri. Tak mungkin datang dengan 11 pemain hebat tanpa para pemain itu berkoneksi satu sama lain. Target pelatih adalah membangun taktik sehingga tim bisa sinkron. Juga perlu keseimbangan antara tim utama dan cadangan.”

More From Author

Berita Terbaru