[KOLOM] Piala AFF 2022: Saatnya Indonesia Juara?

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Kemarau pasti berlalu. Penantian pun pasti akan berujung. Di Piala Dunia 2022, kita menyaksikan akhir penantian Lionel Messi untuk meraih gelar juara di ajang ini. Itu juga menuntaskan penantian 36 tahun timnas Argentina. Akankah timnas Indonesia mengikuti jejak itu di Piala AFF 2022?

Seperti diketahui, Indonesia adalah salah satu tim yang paling sering lolos ke final Piala AFF. Sejak ajang itu bernama Piala Tiger, 6 kali sudah Tim Garuda menjejak partai puncak. Itu hanya kalah dari Thailand yang 9 kali berada di sana. Adapun Singapura dan Malaysia sama-sama baru 4 kali berlaga di partai final.

Akan tetapi, peruntungan Indonesia sangat buruk. Dari 6 kesempatan lolos ke final, tak satu pun yang berbuah gelar juara. Tim Garuda pun jadi pemegang rekor dengan 6 kali runner-up. Itu dua kali lipat dari koleksi runner-up yang dimiliki Thailand dan Malaysia.

Timnas Indonesia Piala AFF 2020
AP Photo

Tak heran bila setiap kali ajang ini bergulir, satu pertanyaan besar yang mencuat adalah soal peluang Indonesia juara. Tak terkecuali pada gelaran Piala AFF 2022 yang akan digulirkan mulai Selasa (20/12/2022). Apalagi, Tim Garuda pada edisi terakhir pada tahun lalu secara mengejutkan mampu lolos ke final.

Pertanyaan itu kian relevan karena juara Piala AFF 2022 sejatinya adalah target yang dibebankan PSSI kepada Shin Tae-yong. Saat diangkat sebagai pelatih timnas Indonesia pada 1 Januari 2020, Coach STY diberi target juara Piala AFF 2022, bukan 2020, dan membawa Garuda Nusantara tampil baik di Piala Dunia U-20.

Indonesia berpeluang Juara di Piala AFF 2022

Menilik dinamika yang ada saat ini, timnas Indonesia sangat pantas untuk optimistis. Perkembangan tim di bawah asuhan Shin Tae-yong kian menanjak. Hal itu bahkan diakui pelatih timnas Thailand, Alexandre Polking. Dia menyebut para pemain Indonesia kian memahami filosofi permainan sang pelatih.

Di samping itu, Tim Garuda juga dipastikan tampil dengan para pemain terbaiknya pada ajang kali ini. Shin Tae-yong bisa leluasa memanggil pemain dari klub-klub Liga 1 karena dukungan penuh PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Menpora Zainuddin Amali bahkan siap maju bila ada klub yang membangkang.

Alhasil, Coach STY masih dapat mengandalkan pilar-pilar yang membawa Indonesia ke final Piala AFF 2020. Sebut saja Nadeo Arga Winata, Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, Witan Sulaeman, Egy Maulana Vikri, Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya, dan kapten Fachruddin Aryanto.

Shin Tae-yong memang ditargetkan juara Piala AFF 2022 oleh PSSI.
pssi.org

Skuat asuhan Coach STY kian kuat karena mendapat suntikan tiga pemain naturalisasi, yakni Marc Klok, Ilija Spasojevic, dan Jordi Amat. Lalu, ada Marselino Ferdinan, pemain muda yang melejit bersama Persebaya Surabaya dan timnas junior.

Jika dibandingkan dengan saat berlaga pada edisi sebelumnya, skuat Indonesia kali ini bisa dikatakan lebih kuat dan lengkap. Ditambah lagi, seperti kata Polking, para pemain sudah paham filosofi, taktik, dan keinginan Coach STY. Selain itu, chemistry di antara mereka juga kian terjalin baik karena sudah lama bersama-sama.

Lawan-Lawan Pincang

Suasana kondusif itu tak dimiliki para rival utama. Malaysia dan sang juara bertahan, Thailand, jelas-jelas pincang karena sejumlah pemain absen dengan berbagai alasan. Tak seperti PSSI, FAM dan FAT tak bisa berbuat banyak karena agenda Piala AFF tak masuk kalender FIFA. Klub dan pemain berhak menolak panggilan timnas.

Di timnas Malaysia, Kim Pan-gon sempat memanggil 13 pemain Johor Darul Ta’zim. Namun, hanya 2 yang bergabung pada pemusatan latihan dan akhirnya hanya Safawi Rasid yang masuk skuat untuk berlaga di Piala AFF nanti. Penolakan juga datang dari dua pemain KL City, Akram Mahinan dan Declan Lambert.

Situasi lebih kompleks dihadapi Thailand. Polking hanya bisa membawa 7 pemain dari skuat saat juara pada Piala AFF 2020. Kapten Chanathip Songkrasin sudah jauh-jauh hari menolak bergabung. Para pemain yang berkiprah di luar negeri, salah satunya Supachok Sarachat, tak mendapatkan izin dari klubnya.

Timnas Thailand ditargetkan Alexandre Polking memenangi 2 laga awal sebelum lawan Indonesia.
Facebook Changsuek

Dari dalam negeri, gelombang penolakan justru sangat besar. Buriram United lebih memilih mengirimkan Narubadin Weerawatnodom, Supachai Jaided, dan Suphanat Mueanta berlatih di Leicester City. Sudah begitu, beberapa pemain absen karena cedera. Sebut saja Philip Roller, Kawin Thamsatchanan, dan Siwakorn Tiatrakul.

Tim-tim lain pun tak dalam kondisi bagus. Singapura masih dalam masa adaptasi dengan sang pelatih baru, Takayuki Nishinaga. Demikian pula Laos di bawah asuhan Michael Weiss. Laos bahkan dalam periode pembentukan tim baru dengan coba mengorbitkan sejumlah pemain muda dari timnas U-20 dan U-23.

Pesaing Kuat Tinggal Vietnam

Satu-satunya tim yang kondisinya seperti timnas Indonesia adalah timnas Vietnam. Park Hang-seo bisa leluasa memanggil semua pemain terbaik karena VFF sudah jauh-jauh hari menyesuaikan agenda timnas dengan liga. Pada awal tahun, liga bahkan sempat berhenti 4 bulan karena agenda timnas berbagai jenjang.

The Golden Star Warriors pun dipastikan tetap diperkuat sang bintang, Nguyen Quang Hai. Pemain yang kerap disebut sebagai Lionel Messi-nya Vietnam itu mampu membujuk manajemen Pau FC untuk melepasnya berlaga di Piala AFF 2022. Sebelumnya, dia sempat tak diizinkan oleh pelatih Didier Tholot.

Dari komposisi skuat, sudah jelas timnas Vietnam akan jadi pesaing terberat Indonesia untuk memecahkan telur dan merebut gelar pertama di Piala AFF. Bisa dikatakan, dengan melihat peta persaingan di kedua grup, Indonesia vs Vietnam adalah final ideal untuk gelaran Piala AFF 2022.

Park Hang-seo tak sepakat dengan pujian Josep Ferre untuk timnas Vietnam.
zingnews.vn

Hal yang membuat timnas Vietnam harus lebih diwaspadai lagi adalah semangat berlipat para pemainnya. Bukan apa-apa, seperti diakui Quang Hai, mereka ingin memberikan kado perpisahan manis bagi Park Hang-seo yang akan mengakhiri tugasnya selepas Piala AFF 2022 nanti.

Meskipun demikian, timnas Indonesia tetap saja tak bisa jemawa dan menganggap enteng lawan-lawan yang terlihat pincang. Tanpa sejumlah pemain terbaiknya, Malaysia dan Thailand justru jadi teka-teki besar dan bukan tak mungkin jadi penjegal misi Shin Tae-yong memenuhi target dari PSSI.

More From Author

Berita Terbaru