Football5Star.com, Indonesia – Klub Bundesliga 2, Schalke 04, resmi mengumumkan bahwa mereka mencopot sponsor Gazprom dari jersi klub, Kamis (24/2/22). Nantinya nama pada jersi akan digantikan dengan nama tim.
Gazprom merupakan perusahan energi multinasional yang dimiliki oleh pemerintah Rusia dan sudah menjadi sponsor Schalke sejak 2007.
Setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Kamis pagi waktu setempat (24/2/22), Schalke memutuskan bahwa mereka mencopot sponsor Gazprom dari jersi sebagai sikap menentang aksi itu.
“Mengingat peristiwa, perkembangan dan eskalasi beberapa hari terakhir, FC Schalke 04 telah memutuskan untuk menghapus tulisan sponsor utama – ‘Gazprom’ – dari jersi,” tulis pernyataan Schalke seperti dilansir Football5Star.com dari laman resmi klub.
“Langkah ini mengikuti diskusi dengan Gazprom Germania. Sebaliknya, nama ‘Schalke 04’ akan ada di dada The Royal Blues.”
Selain itu, Die Knappen juga mengumumkan bahwa Mathias Warnig, perwakilan Gazprom di posisi dewan pengawas klub akan mundur.
“Setelah semua formalitas selesai, Warnig tidak akan lagi menjadi bagian dari dewan pengawas. FC Schalke 04 ingin mengucapkan terima kasih kepada Matthias Warnig atas keterlibatannya dengan klub selama dua setengah tahun terakhir.”
UEFA Diminta Ikuti Jejak Schalke 04
Grup politisi Uni Eropa meminta UEFA memutus kerjasamanya dengan Gazprom sebagai sponsor. Mereka juga meminta venue final Liga Champions musim ini yang diadakan di Saint Petersburg, dipindahkan.
“Kami meminta Anda untuk berhenti mempertimbangkan Saint Petersburg dan kota-kota Rusia lainnya sebagai tempat untuk kompetisi sepak bola internasional dan untuk memilih sebagai langkah pertama dan sangat mendesak tempat alternatif untuk final Liga Champions pada 28 Mei 2022,” tulis pernyataan grup politisi Uni Eropa seperti dilansir The Athletic.
“Selain itu, kami meminta Anda untuk mengadakan pertemuan khusus Komite Eksekutif UEFA, untuk mengakhiri kerja sama dengan Gazprom sebagai sponsor UEFA dan mempertimbangkan sanksi terhadap individu pejabat Rusia yang terlibat dalam pelanggaran hukum internasional.”
