Football5star.com, Indonesia – Meninggalnya Sinisa Mihajlovic menjadi kehilangan terbesar dalam sepak bola Serbia. Presiden negara Balkan itu, Aleksandar Vucic, ikut merasakan kesedihan yang sama.
Mihajlovic meninggal malam tadi. Dalam tiga tahun terakhir dia sakit leukemia dan sempat menjalani beberapa kemoterapi.
Miha memang menghabiskan hampir seluruh karier di Italia. Tapi sebelum meninggalkan negaranya dia sudah lebih dulu menancapkan tinta emas.
Bagaimana pun mantan pelatih Bologna sosok terpandang di Serbia. Dirinya pula yang membuat Crvena Zvezda menjuarai Liga Champions tiga dekade lalu.
Momen paling berharga itu masih terus diingat publik Serbia. Termasuk Aleksandar Vucic selaku presiden.
“Sinisa Mihajlovic telah menandai olahraga ini dengan semangat serta emosi tulus yang tidak pernah disembunyikan saat menang atau kalah,” tulis Vucic di Instagram.
“Dia membawa Red Star ke puncak dunia, menandai bagian dari sejarah paling cemerlang dari tim ini dan sepak bola Serbia. Itu adalah prestsi yang sudah lama masuk dalam sejarah sepak bola,” ia menambahkan.
Sinisa Mihajlovic Patriot Sejati
Semasa bermain Mihajlovic mengalami berbagai situasi sulit. Seperti pecahnya perang Yugoslavia yang membuat negara terpecah-pecah.
Dia yang penggawa Yuoslavia kemudian membela Serbia & Montenegro. Ya, dua timnas berbeda dalam satu payung yang sama diperkat Sinisa Mihajlovic.
Ketika pensiun, negaranya kembali pecah. Montenegro memutuskan berpisah dari Serbia. Tapi Miha selalu bangga menjadi orang Serbia.
“Saya sangat sedih dengan berita kematian Miha. Legenda sepak bola kami dan Eropa,” sambung Aleksandar Vucic.
“Dia seorang patriot sejati yang mencintai Serbia dengan sekuat tenaga. Dia selalu mendedikasikan cinta untuk tim, keluarga, dan negaranya dengan penuh kebanggaan,” tutup sang presiden.