Sinyo Aliandoe, Putra Flores yang Melegenda di Jakarta

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Sinyo Aliandoe, putra terbaik Indonesia yang lahir di Larantuka, Flores Timur, 1 Juli 1938, namanya seakan melegenda di ibu kota, Jakarta. Sampai saat ini, dia memiliki tempat tersendiri di hati pencinta sepak bola Indonesia, khususnya Jakarta.

Dalam perjalanan kariernya, Sinyo sebenarnya sempat memperkuat klub besar selain Persija Jakarta, yakni Persebaya Surabaya. Namun, penampilan terbaiknya tercipta saat dia memperkuat Persija. Sinyo menjadi bagian dari skuat Macan Kemayoran yan menjuarai Perserikatan 1964.

Bahkan, saat itu Persija yang dinakhodai Endang Witarsa menjadi juara tanpa menyentuh satu kekalahan pun. Saat itu tim yang diperkuat Sinyo Aliandoe mencatatkan rekor tujuh kemenangan dan sekali imbang.

Sinyo Aliandoe, Putra Flores yang Melegenda di Jakarta
Istimewa

Performa apik Om Sinyo, begitu sapaan karibnya, membuatnya masuk pantauan Timnas Indonesia. Berposisi sebagai gelandang serang, Om Sinyo mampu membuat Timnas Indonesia juarai Aga Khan Gold Cup 1966, juara King’s Cup 1968, Bangkok, Thailand dan juara Merdeka Games 1969 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Sayang, cedera parah menghentikan kariernya sebagai pesepak bola. Om Sinyo menderita patah kaki dan akhirnya pensiun pada 1969. Usai pensiun, babak baru dalam kariernya di sepak bola dimulai.

Juara Sebagai Pemain dan Pelatih

Sinyo Aliandoe mendapatkan banyak ilmu kepelatihan dari Endang Witarsa dan Tony Pogacnik. Dia lantas mendapatkan kesempatan menjadi pelatih klub internal Persija, Jayakarta.

Manajemen Persija Jakarta lantas tertarik menggunakan jasa Sinyo yang mampu membawa Jayakara juara di internal. Sinyo lantas ditunjuk menjadi nakhoda Macan Kemayoran untuk mengarungi Perserikatan musim 1973.

Tak disangka, prestasi 1964 diulangi lagi oleh beliau saat menjadi pelatih Persija. Dia membawa Persija kembali juara dengan status tak terkalahkan dengan mencatat 6 kemenangan dan 1 hasil seri. Catatan itu sekaligus membuat Sinyo Aliandoe menjadi pelatih termuda yang membawa Persija menjadi juara. Kala itu usianya baru 33 tahun.

Tak cuma itu, Om Sinyo juga berhasil mengantarkan Persija kembali juara pada 1975. Meski, kala itu Persija Jakarta harus berbagi juara dengan PSMS Medan karena kejadian dalam partai final.

Nyaris Bawa Indonesia ke Piala Dunia

Untuk memperbanyak ilmu kepelatihannya, Sinyo Aliandoe sempat berguru di Kuala Lumpur. Dia belajar di Sekolah Pelatih IFA selama 3 bulan pada 1974. Diajuga sempoat berguru ke Inggris dan Jerman Barat. Bahkan pada 1984, dia memegang ijazah FIFA Coaching Academy setelah belajar 3 bulan di Brasil.

Usai menimba ilmu di negeri orang, Sinyo lantas ditunjuk oleh PSSI menangani Timnas INdonesia untuk PraPiala Dunia 1986. Timnas asuhannya terbilang sedikit lagi mentas di Piala Dunia.

Kala itu, Timnas Indonesia bergabung di Grup B Zona Asia bersama India, Thailand, dan Bangladesh. Pada putaran pertama, Sinyo membawa Indonesia menang 1-0 atas Thailand, kalahkan 2-0 Bangladesh, dan kandaskan 2-1 India.

Lalu, pada putaran kedua, Indonesia mampu menahan 1-1 India. Dua laga lain juga berhasil dimenangkan, yakni 2-1 atas Bangladesh, dan 1-0 versus Thailand. Hasil itu membuat timnas maju ke babak kedua sebagai juara grup.

Nah, pada babak kedua Zona B Asia PraPiala Dunia 1986 menjadi penentuan buat Timnas Indonesia besutan Sinyo Aliandoe. Kala itu, Indonesia bersua Korea Selatan dan kalah 0-2 pada pertemuan pertama di Seoul. Lalu, pada pertandingan di Jakarta, Timnas pun harus kalah 1-4 dari Korsel sekaligus mengubur impian main di Piala Dunia.

Timnas Indonesia asuhan Sinyo Aliandoe memang kala itu gagal. Namun, pencapaian itu dikenang karena jadi aksi Timnas Indonesia paling baik. Indonesia memang pernah main di Piala Dunia 1938, tapi saat itu bernama Hindia-Belanda.

Sinyo Aliandoe sendiri akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada 18 November 2011. Almarhum meninggal pada usia 80 tahun di kediamannya, di kawasan Jakarta Selatan.

[better-ads type=’banner’ banner=’156417′ ]

More From Author

Berita Terbaru