Football5Star.com, Indonesia – Pelatih RB Leipzig, Domenico Tedesco, mengakui status unggulan milik anak asuhnya di ajang DFB Pokal 2021-22. Akan tetapi, ia mengatakan status unggulan tidak menjadi jaminan prestasi.
Die Roten Bullen akan menghadapi Hannover 96 di babak perempat final, Kamis (3/3) dinihari WIB. Laga tersebut akan berjalan menarik karena Hannover memiliki banyak pemain berpengalaman meski saat ini tidak bermain di kasta teratas.
![Jadi Favorit di DFB Pokal, RB Leipzig Tidak Besar Kepala 1 RB Leipzig - DFB Pokal - Domenico Tedesco - @rbleipzig_en](https://files.football5star.net/wp-content/uploads/2022/03/RB-Leipzig-DFB-Pokal-Domenico-Tedesco-@rbleipzig_en.png)
“Tentu saja kami menerima status tim unggulan di babak perempat final dan sisa kompetisi ini,” jelas Tedesco dilansir Football5Star dari laman Bulinews.
“Kami ingin meraih kemenangan di setiap pertandingan tersisa dan itu menjadi mentalitas kami di laga perempat final. Tapi, saya tidak mau menganggap remeh lawan karena mereka punya banyak pemain berpengalaman,” imbuh Tedesco.
RB LEIPZIG BERPELUANG BESAR JADI JUARA
RB Leipzig merupakan satu dari empat tim kasta teratas Liga Jerman yang akan berlaga di babak perempat final DFB Pokal. Tiga tim lainnya ialah Union Berlin, SC Freiburg serta Bochum.
Tim-tim unggulan seperti Bayern Munich, Borussia Dortmund, Bayer Leverkusen, hingga Borussia Moenchengladbach sudah terlebih dahulu angkat koper. Situasi ini membuat Die Roten Bullen menjadi tim dengan peluang terbesar untuk menjadi kampiun.
![Jadi Favorit di DFB Pokal, RB Leipzig Tidak Besar Kepala 2 RB Leipzig - DFB Pokal - Domenico Tedesco - @dfbpokal_en](https://files.football5star.net/wp-content/uploads/2022/03/RB-Leipzig-DFB-Pokal-Domenico-Tedesco-@dfbpokal_en.png)
Die Roten Bulllen sebenarnya tidak memiliki prestasi buruk di DFB Pokal. Mereka sukses melangkah hingga ke partai final pada edisi 2018-18 dan 2020-21.
Meski telah dua kali menembus final dalam tiga musim terakhir, Die Roten Bullen selalu gagal membawa pulang trofi. Pada musim 2018-19, mereka dipaksa mengakui keunggulan Bayern Munich dan dua musim setelahnya ditaklukkan Borussia Dortmund.