Tim nasional Kroasia tengah menanti ancaman hukuman dari UEFA terkait insiden pelemparan flare dan petasan pada laga kontra Republik Ceko. Tak cuma itu, pelaku pelemparan pun diancam hukuman penjara oleh pihak berwajib.
UEFA sendiri sudah mengonfirmasi bakal mendakwa Kroasia karena ulah para pendukungnya itu dalam laga di Stade Geoffroy-Guichard, Saint-Étienne, beberapa waktu lalu.
Kala itu, suporter Kroasia menyalakan flare dan petasan yang dilemparkan ke dalam lapangan. Bahkan, ketika seorang petugas bermaksud mengamankan, sialnya petasan itu langsung meledak dan mengenainya.
Percikan petasan tersebut dikabarkan mengenai wajah sang petugas. Hal yang sempat dikhawatirkan adalah luka bakar. Beruntung, menurut UEFA, petugas tersebut hanya diperiksa tim medis stadion dan tak perlu dilarikan ke rumah sakit.
Juru bicara kepolisian Kroasia, Krunoslav Borovec, juga mengungkapkan terkait insiden yang menjadi kontroversi dan berbahaya untuk timnas Kroasia tersebut.
“Kepolisian Kroasia sudah mengidentifikasi Hooligans pada laga tersebut dan memberi informasi kepada kepolisian Prancis. Sisanya akan dipenjara sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku terkait penyelewengan hukum yang dilakukan,” ucapnya.
Selain itu, seperti dilansir BBC, UEFA menyoroti tingkah laku fans Kroasia yang diklaim menyanyikan lagu rasialis.
Selain itu, Turki juga terancam disanksi akibat berulah menyalakan kembang api saat laga melawan Spanyol di Stadion Allianz Riviera, Nice, pada 17 Juni lalu. Bahkan, usai laga, beberapa suporter masuk langsung ke lapangan.
BBC menambahkan, Komite Disiplin UEFA akan melakukan penyelidikan pada Senin (20/6) waktu setempat. Keduanya terancam hukuman denda seperti yang dialami Rusia.
Rusia kala itu didenda 150 ribu euro atau sekitar Rp2,2 miliar. Ini juga karena ulah para suporter Rusia yang terlibat kericuhan dengan fans Inggris.