Football5star.com, Indonesia – Uruguay sukses mengalahkan Ghana 2-0 pada laga terakhir fase grup Piala Dunia 2022. Sayang, kemenangan itu tidak berarti apa-apa.
La Celeste tetap gagal melaju ke 16 besar. Sebab pada waktu bersamaan Korea Selatan mengalahkan Portugal 2-1.
Kedua negara memang sama-sama mengoleksi empat poin. Namun, Korea Selatan yang berhak menempati peringkat kedua karena unggul selisih gol.
Kegagalan Uruguay ini pun membuat puas kubu Ghana. Bukan apa-apa, mereka pernah dihentikan wakil Amerika Latin secara menyakitkan pada Piala Dunia 2010 lalu.
Asamoah Gyan, legenda Ghana yang juga bagian dari The Black Star pada Piala Dunia 2010 merasa sangat puas. Menurutnya kegagalan Luis Suarez dkk sebagai karma.
“Mereka sudah pulang karena kalah selisih gol dengan Korea. Dan menurut saya itu terjadi karena karma,” kata Asamoah Gyan kepada Super Sport TV, Minggu (4/12/2022).
Kontroversi Uruguay pada Piala Dunia 2010
Seperti yang disinggung di atas, kegagalan La Celeste kali ini jadi kesenangan tersendiri untuk Ghana. Masih hangat dalam ingatan bagaimana mereka secara menyakitkan disingkirkan sang lawan.
Di Afrika Selatan 12 tahun silam, Uruguay bersua Ghana di perempat final. Wakil Afrika nyaris menang dramatis pada masa injury time.
Mendapat peluang emas, Asamoah Gyan menyundul bola ke arah gawang yang sudah ditinggal kiper Fernando Muslera. Sayang, sundulan tidak berbuah gol karena Luis Suarez menahannya dengan tangan.
Akibat aksi tersebut Suarez pun di kartu merah dan Ghana mendapat hadiah penalti. Namun, eksekusi Gyan dari 12 pas berhasil digagalkan Muslera.
Laga pun berlanjut ke adu penalti. di sinilah La Celeste memastikan diri ke semifinal setelah menang 5-4. Sebastian Abreu jadi pahlawan melalui penalti panenkanya.