Football5Star.com, Indonesia – Timnas Prancis akan berusaha mempertahankan gelar di Piala Dunia 2022. Setelah menjuarai Piala Dunia 2018, tim asuhan Didier Deschamps berpeluang mengulanginya lagi. Namun, Youri Djorkaeff, salah satu legenda Les Bleus, agak ragu.
Djorkaeff yang jadi bagian skuat Les Bleus saat juara Piala Dunia untuk kali pertama pada 1998 melihat ada satu perbedaan dan jadi PR besar bagi Deschamps di Qatar kali ini. Itu terkait motivasi di dalam diri para pemain yang dilihatnya tak sebesar pada 4 tahun lalu di Rusia.
“Kami akan mempertahankan gelar dan itu sangatlah sulit. Kami sudah mengalaminya pada 2002. Ada api yang menyala-nyala pada 1998 dan 2018. Kami harus menemukannya lagi saat ini,” urai Youri Djorkaeff kepada AFP seperti dikutip Football5Star.com dari Le Figaro.
Pernyataan Djorkaeff didasarkan pada pengalaman pahit yang dialami di Piala Dunia 2002. Ketika itu, dia kembali jadi bagian skuat Prancis yang berstatus juara bertahan. Alih-alih mengulangi kejayaan, Les Bleus terpuruk. Mereka tersisih di fase grup tanpa mencetak 1 gol pun!
Youri Djorkaeff Nilai Prancis Tak Seimbang
Di samping motivasi, Youri Djorkaeff juga mengungkapkan hal lain yang jadi PR besar Didier Deschamps. Itu menyangkut keseimbangan tim. Dalam pandangannya, dari skuat yang dibawa Deschamps, terlihat hanya satu lini yang hebat.
“Kekuatan kami terletak pada banyaknya pilihan pemain di sektor penyerangan. Mereka semuanya berbeda dan memberi pelatih begitu banyak opsi. Pertanyaan ada di pertahanan dan lini tengah. Deschamps harus bekerja keras untuk menemukan keseimbangan,” ujar dia.
Meskipun demikian, Djorkaeff tak lantas pesimistis. Dia sangat yakin pada kemampuan Deschamps sebagai nakhoda tim. “Fondasi saat ini tak sekokoh 2018, tapi pengalaman Deschamps akan sangat penting,” kata pria berumur 54 tahun itu.
Seperti dikatakan Youri Djorkaeff, mempertahankan gelar di Piala Dunia bukanlah hal mudah. Sepanjang sejarah, baru Italia dan Brasil yang mampu melakukannya. Italia pada Piala Dunia 1938, sementara Brasil pada Piala Dunia 1962.